Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil memperbaiki 2.750 titik jalan berlubang di berbagai ruas jalan di Kabupaten Kudus, sedangkan sisanya masih diupayakan segera diperbaiki.
"Kami mencatat masih ada 1.000 titik jalan rusak atau berlubang yang masih kami upayakan diperbaiki segera," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris saat meninjau aktivitas Tim Saber Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus, Kamis.
Ia menargetkan dalam waktu dua bulan semua kerusakan jalan sudah selesai diperbaiki, sebagai bentuk komitmen Pemkab Kudus memperbaiki semua ruas jalan yang rusak.
Penanganan jalan rusak tersebut, kata dia, merupakan respons cepat terhadap laporan dan keluhan masyarakat. Sehingga Tim Saber Jalan yang dibentuk bekerja setiap hari melakukan perbaikan jalan, terutama pada ruas-ruas yang sering dilalui masyarakat dan rawan kecelakaan.
"Silakan masyarakat melaporkan ketika masih ada jalan yang rusak melalui lapor K1 dan K2," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pemkab selalu terbuka terhadap laporan masyarakat. Ketika ada laporan, langsung ditindak lanjuti sehingga tidak membahayakan pengendara yang melintas.
Ketika jalan kabupaten sudah selesai, kata dia, ternyata jalan provinsi ada kerusakan dan dinilai perlu segera perbaikan maka akan dikoordinasikan dengan pemilik kewenangan.
"Jika dari pemerintah provinsi maupun pusat belum ada tindakan, maka kami ikut membantu saling bersinergi," ujarnya.
Terkait perbaikan Jalan Agil Kusumadya Kudus, Pemkab Kudus mengusulkan untuk dibiayai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang nantinya diusulkan melalui Perubahan APBD 2025.
Pelaksana tugas Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kudus Harry Wibowo mengungkapkan pihaknya memang bekerja ekstra untuk menuntaskan jalan yang berlubang.
Untuk optimalisasi perbaikan jalan, kata dia, nantinya ada tambahan anggaran di perubahan sehingga infrastruktur jalan di Kabupaten Kudus bisa lebih mulus tanpa lubang.
"Kebutuhan anggaran yang idealnya berkisar Rp10 miliar, namun di Perubahan APBD 2025 rencananya ada penambahan Rp7,5 miliar dari anggaran yang kami terima sebesar Rp4,5 miliar," ujarnya.
Terkait faktor penyebab kerusakan jalan, kata dia, karena tidak adanya pembatasan beban kendaraan sesuai kapasitas jalan, sehingga banyak truk berukuran besar masuk ke jalan kabupaten, bahkan hingga jalan pedesaan.
Faktor lainnya, karena sistem drainase yang belum optimal sehingga sering menyebabkan kerusakan.