Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, fokus dalam peningkatan efisiensi dan produksi lahan pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani dengan menerapkan sistem pertanian terpadu (integrative farming).
Bupati Batang Faiz Kurniawan di Batang, Senin, mengatakan bahwa penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada sehingga terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan dalam ekosistem lahan pertanian.
"Saya melihat potensi lahan seluas 1.850 hektare di wilayah Kecamatan Gringsing mampu menghasilkan produk rata-rata 5,3 ton padi per hektare. Hal itu, dapat berpotensi diterapkannya integrative farming," katanya.
Ia mengatakan lahan yang dapat digunakan untuk sistem pertanian terpadu mulai pertanian pangan, holtikultura, serta perkebunan.
"Ha ini, ke depannya dengan semakin banyak kebutuhan susu sapi yang diminta oleh masyarakat maka hasil sisa kotoran sapi bisa juga langsung diarahkan untuk pupuk organik ke tanaman," katanya.
Terkait dengan penjualannya, kata dia, akan dijadikan satu bundling proposal tentang tawaran produk ke pasar-pasar modern agar semuanya menjadi mudah dalam pemasarannya.
Kemudian, kata dia, kendala pertanian di wilayah Kecamatan Gringsing adalah saluran irigasi sekunder dan tersier yang kurang berfungsi karena adanya penumpukan sedimentasi.
"Kurangnya fungsi irigasi itu memang perlu normalisasi. Kami berharap para petani di Kecamatan Gringsing bisa mengelola lahan pertanian dengan baik agar dapat meningkatkan hasil pertanian supaya dapat swasembada beras terwujud," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang buka peluang ASN peroleh beasiswa pendidikan magister