Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mendorong pemerintah mengenalkan pemanfaatan potensi pangan lokal kepada generasi muda.
Menurut Sarif di Semarang, Jumat, globalisasi, dengan gaya hidup instan semakin menggeser pola konsumsi masyarakat.
Ia menyebut salah satu dampak dari perubahan gaya hidup tersebut yakni mengonsumsi makanan cepat saji yang menjadi pilihan karena dianggap praktis dan menggoda.
"Padahal ada risiko yang tak bisa diabaikan, mulai dari obesitas, anemia, hingga ketidakcukupan gizi," katanya.
Oleh karena itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu mengajak generasi muda untuk mengenal lebih dekat sumber pangan lokal yang tersedia di sekitar mereka.
Ia menyebut pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah yang banyak tersedia di masyarakat menyimpan potensi gizi luar biasa, sehingga dapat menjadi sumber nutrisi yang tak kalah dari produk luar negeri.
"Menanamkan kesadaran pola makan berbasis pangan lokal memang tidak instan, tetapi upaya itu harus terus dilakukan," katanya.
Dia menegaskan, saat generasi muda mencintai makanan lokal dan memahami manfaatnya, maka masa depan pangan Indonesia juga akan lebih berdaulat.
Sarif mencontohkan daerah Cipari, Kabupaten Cilacap, mulai menggulirkan program diversifikasi pangan berbasis singkong, khususnya produk mocaf.

Dibanding tepung terigu, lanjut dia, tepung mocaf memiliki beberapa keunggulan, antara lain bebas gluten, kandungan kalori yang rendah dan kaya akan vitamin C serta kalsium.
"Ini sekaligus dapat mengurangi ketergantungan impor pada tepung beras dan terigu," katanya.
Namun demikian, ia meminta, pemerintah juga harus hadir dalam memberdayakan potensi pangan lokal ini sehingga ke depan produk seperti mocaf bisa berkembang menjadi industri dengan pasar yang lebih luas.