Grobogan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menyatakan perbaikan tanggul Sungai Rengging di Desa Sukorejo yang jebol karena tingginya debit air sungai menyusul curah hujan tinggi, menunggu debit air sungai setempat surut.
"Perbaikan tanggul memang sudah dilakukan, namun saat ini debit air Sungai Rengging masih tinggi karena curah hujan yang tinggi," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Grobogan Masrikan di Kudus, Senin.
Sebelumnya, kata dia, sudah ada upaya mengurangi genangan banjir dengan menggunakan mesin pompa air, namun karena titik jebolan di sungai yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana belum tertangani secara total karena genangan pada Senin (19/5) sore naik lagi menyusul terjadinya hujan deras.
Dampak banjir yang disebabkan tanggul jebol maupun luapan Sungai Renggong, Sungai Kliteh di Kecamatan Tanggungharjo, mengakibatkan genangan di kawasan persawahan serta pemukiman warga.
"Namun tidak ada yang mengungsi ke tempat pengungsian. Kalaupun ada yang mengungsi, biasanya ke rumah saudara atau tetangga terdekat yang rumahnya tinggi," ujarnya.
Banjir di Kabupaten Grobogan terjadi pada Jumat (16/5), pukul 15.00 WIB karena kiriman air dari hulu Sungai Renggong, Sungai Kliteh, dan Sungai Tuntang yang mengakibatkan sungai tidak mampu menampung debit air sehingga menyebabkan air meluap dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan.
Beberapa wilayah itu, di antaranya Desa Tanggirejo dan Sukorejo (Kecamatan Tegowanu), Desa Sugihmanik (Kecamatan Tanggungharjo), dan Desa Penadaran (Kecamatan Gubug). Namun genangan banjir berangsur surut, sedangkan yang masih muncul genangan di Desa Sukorejo, karena terdapat tanggul sungai yang jebol.
Peristiwa tanggul jebol juga terjadi di Sungai Tuntang di Desa Baturagung, Kabupaten Grobogan pada Maret 2025.