Magelang (ANTARA) - Wakil Bupati Magelang Sahid meresmikan Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Sidomulyo di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis.
"Masalah sampah telah menjadi tantangan besar di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Magelang," katanya di Magelang, Kamis.
Setiap hari, volume sampah terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas masyarakat, dengan potensi timbunan sampah mencapai 668,71 ton per hari.
Ia mengatakan apabila kondisi ini tidak dikelola dengan baik dan benar, tentu akan menimbulkan dampak serius, baik dari sisi kesehatan, estetika lingkungan, maupun kelestarian ekosistem.
Ia menjelaskan untuk mengurai permasalahan ini Pemerintah Kabupaten Magelang terus berupaya mencari solusi konkret.
Salah satu langkah nyata, katanya, mendorong terbentuk sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yang tidak hanya menitikberatkan pada pembuangan akhir, tetapi lebih menekankan pada pengurangan, penggunaan ulang dan pendaur ulang sampah atau yang lebih di kenal dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R).
Hal itu, sebagaimana tercantum dalam visi Kabupaten Magelang, yaitu Magelang yang Aman, Nyaman, Religius, Unggul dan Sejahtera (Anyar Gress) serta misi meningkatkan upaya pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan dan tanggap terhadap bencana.
Menurut dia, pembangunan TPS3R ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Magelang untuk mewujudkan tata kelola lingkungan yang lebih baik. TPS3R bukan hanya tempat pengolahan sampah, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan transformasi perilaku masyarakat dalam mengelola sampah secara bijak serta pemberdayaan masyarakat.
Ia mengatakan dengan sistem ini sampah yang semula menjadi beban, saat ini dapat menjadi berkah.
Melalui pengelolaan yang baik, ujarnya, sampah dapat menjadi sumber daya ekonomi. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat dipilah dan dijual kembali atau didaur ulang menjadi produk bernilai guna.
"Kami menggarisbawahi bahwa keberhasilan TPS3R ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah hanya dapat menyediakan sarana dan pendampingan, namun yang paling penting adalah keterlibatan warga dalam memilah sampah dari rumah, menjaga kebersihan lingkungan, serta membangun budaya sadar lingkungan," katanya.
Baca juga: Pekalongan kampanyekan gerakan sekolah kelola sampah