Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena jumlah pelaku UMKM di wilayah itu hampir mencapai 100.000 orang.
"Banyumas sebagai salah satu kabupaten dengan jumlah pelaku UMKM yang cukup signifikan, yakni mencapai hampir 100 ribuan," katanya dalam pembukaan kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 yang diselenggarakan Kementerian UMKM di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, UMKM tersebut memiliki potensi yang luar biasa dalam berbagai sektor usaha, mulai dari kuliner, kerajinan, fesyen, pertanian, olahan, pariwisata, dan sebagainya.
Kendati demikian, dia mengakui saat ini sektor UMKM sedang dalam kondisi cukup terpuruk karena dampak ekonomi nasional maupun internasional.
Ia pun mencontohkan salah satu pedagang bakso yang cukup terkenal di Purwokerto biasanya belanja daging sebanyak 20 kilogram, namun sekarang hanya 10 kilogram.
Ketika ditanya, kata dia, pedagang bakso tersebut mengatakan jika saat sekarang jumlah konsumennya menurun.
"Padahal pecinta bakso pasti menengah ke bawah, termasuk adik-adik mahasiswa," katanya.
Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa kalangan menengah ke bawah betul-betul terdampak kondisi perekonomian global yang terjadi saat sekarang.
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan kehadiran Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza dalam kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 dapat mendongkrak geliat UMKM di Banyumas.
"Kami melihat UMKM di Banyumas bukan saja sebagai penggerak ekonomi daerah, juga sebagai instrumen penting dalam penciptaan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendorong dan memfasilitasi tumbuh kembangnya UMKM, sehingga mampu beradaptasi dan bersaing tidak hanya di level lokal dan nasional, juga hingga tingkat global.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tidak menutup mata bahwa keterbatasan Pemkab Banyumas, baik dari sisi anggaran, sumber daya manusia, maupun jangkauan program karena di saat yang sama harus menangani prioritas pembangunan lainnya seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
"Oleh karena itu, kami sangat berharap kepada pemerintah pusat khususnya melalui Kementerian UMKM dapat memberikan dukungan yang luas dan konkret tentunya pada daerah-daerah seperti Banyumas," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia memohon kehadiran Wamen UMKM dapat membawa aspirasi Pemkab Banyumas dan diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan program-program yang nyata dan mampu dirasakan langsung oleh para pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas.
"Kolaborasi antarelemen seperti pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, perbankan, dan pihak-pihak terkait adalah kunci sukses dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang sehat dan berdaya saing," kata Bupati.
Dalam sambutannya, Wamen UMKM Helvi Yuni Moraza mengatakan kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu tersebut merupakan yang pertama pada tahun 2025 dan diselenggarakan di Banyumas.
"Tadinya saya berpikiran, Banyumas itu adalah kota pertanian dengan sumber dayanya, tapi kenyataannya memang dari sejarah melahirkan wirausahawan-wirausahawan tangguh, dan beruntung Banyumas punya bupati wirausaha karena sudah pasti mendukung entrepreneurship," katanya.
Yang kedua, kata dia, sejarah membuktikan bahwa Banyumas itu tempat lahirnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta merupakan kampung halaman begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo yang berlanjut ke wirausahawan tangguhnya Hashim Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto yang sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia.
"Jadi, Banyumas itu memang punya keistimewaan dan untuk ukuran entrepreneurship tidaklah perlu diajari, cukup difasilitasi," kata Wamen UMKM.
Baca juga: Bupati Banyumas serahkan santunan dan kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk penderes