Boyolali (ANTARA) - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia melalui Unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menyelenggarakan edukasi kepada siswa untuk mencegah perundungan dan kekerasan seksual.
Vice President of CSR AirNav Indonesia Farhan Jamil mengatakan kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut diharapkan AirNav Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan mampu menggunakan teknologi secara bijak tanpa menjadi korban dari ancaman dunia digital.
"Kami ingin anak-anak kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang cakap, tetapi juga memiliki kesadaran penuh terhadap risiko-risiko yang ada," katanya.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan Komnas Perlindungan Anak (PA) dan PAUD Inspirasi Indonesia.
"Ini merupakan langkah strategis kami untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perlindungan maksimal di era digital ini," katanya.
Melalui edukasi tersebut, ia berharap AirNav Indonesia dapat membangun fondasi kuat bagi generasi muda Indonesia agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh, beretika, dan siap menghadapi tantangan dunia modern tanpa harus menjadi korban dari kemajuan teknologi.
Sementara itu, peserta kegiatan berasal dari perwakilan SDN Paras 1, SDN Paras 2, SDN Paras 3, SDN Sumbung 1, SDN Jelok 1, SDIIT NU Cepogo, SMP 1 Cepogo, dan SMP 2 Cepogo.
Selain itu, kegiatan juga melibatkan para guru dari sekolah-sekolah tersebut serta perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali.
Sebagai pemateri, Direktur PAUD Inspirasi Indonesia dan Wakil Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Indonesia Lia Latifa menyampaikan pentingnya melindungi anak-anak Indonesia, salah satunya dari bahaya paparan konten pornografi di dunia maya.
"Harus sangat selektif dan hati-hati dalam penggunaan smartphone. Sebab banyak aplikasi yang terpapar pornografi," katanya.
Ia juga mengajak para siswa untuk membangun iklim yang kondusif dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun teman bermain.
"Tidak ada ruang bagi tindak perundungan. Sangat penting untuk menjaga kesehatan mental sehingga mereka bisa tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sehat mental dan fisik," katanya.