Magelang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin melakukan kunjungan di lokasi bencana amblas talud penyangga tembok beton bak penampung air di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Kabupaten Magelang dan menyalurkan bantuan.
Wagub Taj Yasin, di Magelang, Selasa, menjenguk dan berkomunikasi dengan santri yang dirawat jalan di lingkungan pondok pesantren.
Ia menyalurkan santunan kepada keluarga empat korban meninggal dunia senilai total Rp40 juta. Kemudian biaya perbaikan bangunan senilai Rp50 juta.
Selain itu penanganan dampak bencana melalui Dinas Sosial dan BPBD Jateng senilai Rp31.038.000 dalam bentuk logistik bahan pangan.
Taj Yasin mendengar langsung dari pihak-pihak terkait kronologi kejadian yang menyebabkan empat santri meninggal dunia dan 25 lainnya luka berat dan ringan.'
"Murni ingin mengunjungi, melihat, dan memastikannya. Saya ingin mendengar secara langsung, karena berita yang di luar sana ada yang bilang tower (ambruk) dan macam-macam. Kami ingin melihat itu,," katanya.
Sementara pada Jumat (25/4) talud dengan ketebalan sekitar 50 cm, tinggi tiga meter, dan panjangnya sekitar 10 meter di lokasi tersebut ambrol. Bangunan itu menimpa puluhan santri yang sedang antre mandi untuk persiapan shalat Jumat.
Posisi santri berada di selasar antara talud penyangga bak air beton dan bangunan kamar mandi. Di lorong itu, sejumlah santri dalam kondisi terjepit, dan lainnya di dalam terjebak di kamar mandi.
Ia menyampaikan kondisi lokasi musibah saat ini yang masih dalam proses pembersihan. Diharapkan secepat mungkin bangunan yang runtuh itu bisa dibersihkan.
Adapun langkah Pemprov Jateng, katanya, ingin mengambil masukan dan kajian dari sisi geologi bagaimana kondisi tanah di lokasi tersebut.
"Bagaimana konstruksi tanahnya, penanganan. Nah ini yang harus dikoordinasikan," katanya.
Adapun dari keterangan yang didapat pihak pesantren, ia mengungkapkan, bila lokasi musibah ke depan akan dialihfungsikan lapangan untuk menunjang kegiatan yang lain.
Pihaknya menerangkan, sejumlah korban saat ini sudah bisa dilakukan rawat jalan di pesantren. Terdapat 29 korban, di mana empat santri meninggal dunia.
"Korbannya 29 santri. 20-nya luka ringan, lima perawatan intensif, yang empat syahid," katanya.
Baca juga: Tujuh santri Magelang masih dirawat intensif di RSUD Merah Putih