Erick Thohir antarkan buku dan alat gambar kepada anak-anak Desa Cikuya
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengantarkan buku, rak buku, serta peralatan mewarnai dan menggambar kepada anak-anak Desa Cikuya, Kabupaten Tangerang, Banten.
"Saya mengantarkan buku, rak buku, peralatan mewarnai dan menggambar dari CSR BRI Peduli, serta berinteraksi dengan anak-anak Desa Cikuya," ujar Erick Thohir seperti dikutip dalam akun resmi Instagram-nya @erickthohir di Jakarta, Senin.
Menurut Menteri BUMN, membaca bukan sekadar mampu mengeja huruf, namun kemampuan untuk mencerna pesan, berpikir luas, logis, dengan banyak perspektif dan imajinasi.
"Ada alasan mengapa pada ayat pertama dalam Al-Qur’an, kita diperintahkan untuk Iqra’; Bacalah," kata Erick.
Hal itulah yang mendorong Menteri BUMN tersebut untuk bertandang ke Taman Baca Masyarakat (TBM) Palakota Kreatif di Desa Cikuya, Kabupaten Tangerang, Banten.
Erick Thohir mencoba belajar memahami tantangan yang dihadapi oleh para guru baca tulis, tutur kisah dan imajinasi di Desa Cikuya.
"Hormat saya pada pahlawan literasi, yang senantiasa bekerja dengan hati. Terimakasih telah mendekatkan anak-anak Indonesia pada buku dan ilmu," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan program-program BUMN harus dekat dan menyentuh masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.
Dalam kegiatan yang bertujuan melihat langsung kiprah perusahaan BUMN yang dekat dengan rakyat, Menteri BUMN mendapati masyarakat di level terbawah, terutama kalangan prasejahtera, merasakan perubahan dan perbaikan taraf hidup setelah bekerjasama dengan perusahaan BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir juga mendorong Kementerian dan perusahaan-perusahaan BUMN agar bekerja lebih efisien dan berorientasi layanan kepada masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa BUMN sudah melakukan efisiensi yang luar biasa termasuk perampingan birokrasi sesuai dengan arahan dari Presiden RI Joko Widodo, untuk melayani.
Menteri BUMN juga telah mendapatkan laporan bahwa profesional-profesional di perusahaan BUMN sekarang merasa menjadi bagian kesatuan, yang tidak hanya memiliki visi yang sama dengan korporasi, tetapi juga menyadari pentingnya optimalisasi layanan publik.
"Saya mengantarkan buku, rak buku, peralatan mewarnai dan menggambar dari CSR BRI Peduli, serta berinteraksi dengan anak-anak Desa Cikuya," ujar Erick Thohir seperti dikutip dalam akun resmi Instagram-nya @erickthohir di Jakarta, Senin.
Menurut Menteri BUMN, membaca bukan sekadar mampu mengeja huruf, namun kemampuan untuk mencerna pesan, berpikir luas, logis, dengan banyak perspektif dan imajinasi.
"Ada alasan mengapa pada ayat pertama dalam Al-Qur’an, kita diperintahkan untuk Iqra’; Bacalah," kata Erick.
Hal itulah yang mendorong Menteri BUMN tersebut untuk bertandang ke Taman Baca Masyarakat (TBM) Palakota Kreatif di Desa Cikuya, Kabupaten Tangerang, Banten.
Erick Thohir mencoba belajar memahami tantangan yang dihadapi oleh para guru baca tulis, tutur kisah dan imajinasi di Desa Cikuya.
"Hormat saya pada pahlawan literasi, yang senantiasa bekerja dengan hati. Terimakasih telah mendekatkan anak-anak Indonesia pada buku dan ilmu," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan program-program BUMN harus dekat dan menyentuh masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.
Dalam kegiatan yang bertujuan melihat langsung kiprah perusahaan BUMN yang dekat dengan rakyat, Menteri BUMN mendapati masyarakat di level terbawah, terutama kalangan prasejahtera, merasakan perubahan dan perbaikan taraf hidup setelah bekerjasama dengan perusahaan BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir juga mendorong Kementerian dan perusahaan-perusahaan BUMN agar bekerja lebih efisien dan berorientasi layanan kepada masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa BUMN sudah melakukan efisiensi yang luar biasa termasuk perampingan birokrasi sesuai dengan arahan dari Presiden RI Joko Widodo, untuk melayani.
Menteri BUMN juga telah mendapatkan laporan bahwa profesional-profesional di perusahaan BUMN sekarang merasa menjadi bagian kesatuan, yang tidak hanya memiliki visi yang sama dengan korporasi, tetapi juga menyadari pentingnya optimalisasi layanan publik.