Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyebutkan angka kesembuhan pasien COVID-19 di wilayahnya selama tiga hari terakhir ini, terus bertambah sehingga total menjadi 19.396 orang atau sekitar 88,1 persen.
Angka kesembuhan dari COVID-19, pada Sabtu (31/7), bertambah 271 orang, Minggu (1/8), bertambah 261 orang dan Senin ini, bertambah lagi 157 orang sehingga totalnya menjadi 689 orang, dan seluruhnya kini 19.396 orang atau sekitar 88,1 persen dari terpapar COVID-19 yakni 22.004 orang," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina di Boyolali, Senin.
Menurut Ratri, kegiatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan gerakan Boyolali di Rumah Saja di Kabupaten ini mendorong angka kesembuhan pasien terus naik.
"Boyolali puncak kasus COVID-19 ada di minggu ke-26 dan kemudian kalau dilihat grafik angka kesembuhan cenderung naik. Angka kematian juga ternyata trennya belum turun masih cenderung naik. Sedangkan untuk kasus aktif sudah mulai melandai atau turun," kata Ratri.
Angka kasus COVID-19 di Boyolali, pada Senin ini, tercatat sebanyak 22.004 kasus dengan pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 281 kasus dan isolasi mandiri sebanyak 1.214 kasus. Selanjutnya, yang selesai menjalani isolasi 19.396 kasus dan meninggal dunia karena terpapar COVID-19 sebanyak 1.113 kasus.
"Angka kematian karena terpapar COVID-19 di Boyolali sebanyak 1.113 orang atau meningkat 34 orang dibanding sebelum 1.079 orang. Angka kematian hari sebelum tambahnya hanya 12 orang dan Senin ini, tambahnya 34 orang meninggal," katanya.
Dengan data tersebut, kondisi di Kabupaten Boyolali untuk persentase kesembuhan sebesar 88,1 persen, sedangkan persentase kematian ada 5,1 persen. Dari data indeks kesehatan masyarakat COVID-19 untuk Boyolali saat ini nilainya 2,45 artinya Boyolali itu masih masuk zona resiko rendah atau zona kuning.
"Semoga dengan kebijakan pemerintah terkait PPKM Level 4 nanti jumlah kasus semakin menurun sehingga Boyolali segera menjadi zona hijau," katanya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar melakukan isolasi mandiri secara terpusat di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk menekan jumlah klaster keluarga yang terjadi apabila pasien terkonfirmasi COVID-19 melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Fungsi masuk di isolasi terpusat agar tidak semakin berkembang penularannya sehingga menjadi klaster keluarga untuk mengurangi penambahan kasus," imbuhnya.
Berita Terkait
Pemkab Banyumas optimalkan upaya penurunan AKI/AKB
Sabtu, 2 Maret 2024 17:08 Wib
Pj Gubernur: Kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah mulai menurun
Selasa, 27 Februari 2024 16:05 Wib
Pj Gubernur Jateng prioritaskan penanganan kemiskinan dalam APBD
Senin, 26 Februari 2024 19:47 Wib
Angka DBD di Semarang turun sepanjang 2023
Kamis, 22 Februari 2024 6:55 Wib
BPS Purbalingga ingatkan pentingnya publikasi daerah dalam angka
Jumat, 16 Februari 2024 9:03 Wib
Pemkab Pati targetkan angka IPM naik seiring hadirnya perguruan tinggi baru
Senin, 5 Februari 2024 22:01 Wib
Metode terapi, cara Pemkot Surakarta turunkan angka stunting
Selasa, 16 Januari 2024 16:02 Wib
Angka pengangguran di Kota Semarang turun jadi 5,9 persen
Kamis, 4 Januari 2024 22:52 Wib