Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, akan bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait untuk mengkaji pergerakan tanah di Desa Banjaran.
"Kami akan bersinergi dengan para pihak terkait untuk melakukan kajian bencana pergerakan tanah di Desa Banjaran," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait bencana gerakan tanah di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, yang terjadi setelah hujan mengguyur kawasan tersebut sejak Rabu (13/1).
"Saya sudah meninjau langsung lokasi gerakan tanah, menurut kepala desa setempat, wilayah tersebut memang biasa terjadi bencana gerakan tanah, utamanya ketika hujan dalam waktu lama," katanya.
Bupati menambahkan bahwa berdasarkan laporan yang dia terima bencana tanah bergerak di wilayah itu juga pernah terjadi pada Tahun 1970, 1978, 2008 dan pada awal Tahun 2021 ini.
Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa sejumlah warga telah melaporkan adanya retakan, baik di dinding maupun lantai rumah mereka. Selain itu, retakan juga terjadi di sejumlah titik di jalan kabupaten yang melintasi desa tersebut.
"Saya sudah meninjau langsung lokasi kejadian bencana dan ada beberapa titik yang mengalami kerusakan cukup parah, namun ada juga yang ringan," katanya.
Baca juga: Korban tanah bergerak di Semaya Banyumas bakal direlokasi
Bupati meminta warga di wilayah setempat untuk tidak panik, namun harus tetap waspada terhadap terjadinya bencana susulan.
Bupati juga meminta masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kehati-hatian selama musim hujan, menyusul peningkatan intensitas hujan di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
"Waspadai hujan deras dengan durasi yang cukup lama, warga harus tetap waspada, pasalnya di musim penghujan, kemungkinan datangnya bencana masih ada. Salah satunya berupa tanah bergerak seperti ini," katanya.
Bupati juga meminta Pemerintah Desa Banjaran untuk terus menyosialisasikan mengenai risiko bencana dan juga upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga, kata bupati, juga akan memberikan bantuan berupa bahan material bagi warga yang rumahnya rusak akibat tanah bergerak di lokasi tersebut.
"Bantuan perbaikan rumah terdampak ini akan dilakukan sambil menunggu hasil kajian dari instansi terkait," katanya.
Baca juga: 95 keluarga di Desa Bodas Pekalongan terdampak tanah bergerak bakal direlokasi
Sementara untuk perbaikan jalan akibat tanah bergerak, kata dia, pemerintah kabupaten akan menggunakan anggaran rutin untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga, kata dia, juga telah menyalurkan bantuan bagi warga terdampak bencana gerakan tanah.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca diketahui bahwa potensi hujan di Kabupaten Purbalingga meningkat saat menjelang sore hingga malam hari.
Dia juga menambahkan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Dengan adanya kesiapsiagaan dari masyarakat, kata dia, maka diharapkan masing-masing individu akan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan kemampuan untuk menghadapi kemungkinan atau ancaman bencana.
Baca juga: Sejumlah desa di Purbalingga dilanda longsor
Baca juga: Longsor Majatengah akibatkan dua rumah rusak
Berita Terkait
Petugas gabungan tangani longsor di Desa Kaliori
Rabu, 17 April 2024 14:34 Wib
Belasan warga mengungsi akibat longsor di Punggelan
Sabtu, 13 April 2024 18:28 Wib
BPBD Kudus siapkan personel antisipasi bencana pada Lebaran
Selasa, 9 April 2024 4:40 Wib
UMP dampingi anak terdampak bencana tanah bergerak di Sirampog
Sabtu, 30 Maret 2024 16:47 Wib
Kejaksaan Agung berikan 9.500 paket sembako untuk korban bencana alam
Jumat, 29 Maret 2024 16:28 Wib
KKN UNS terapkan metode Iza! Kaeru Caravan untuk edukasi mitigasi bencana
Rabu, 27 Maret 2024 19:40 Wib
45 rumah di Semarang rusak akibat dampak cuaca ekstrem
Sabtu, 23 Maret 2024 16:51 Wib
Gempa Tuban ikut getarkan Semarang
Jumat, 22 Maret 2024 18:39 Wib