Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menargetkan kegiatan pembelajaran secara tatap muka khusus siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya dapat dimulai pada September 2020.
"Kami targetkan September siswa khusus SMP mulai masuk ikuti pembelajaran tatap muka, tetapi harus memenuhi persyaratan dan ada izin dari Satgas COVID-19 Boyolali, " kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto, di Boyolali, Rabu.
Namun, pihaknya belum dapat menetapkan kapan tanggalnya pada bulan September itu dimulai. "Hal ini, tergantung kesiapan protokol kesehatan dan lokasi sekolah apakah masuk zona kuning atau hijau," katanya.
Baca juga: Sekolah tatap muka bakal diuji coba di Wonosobo, Temanggung, dan Kota Tegal
Ia menjelaskan tim Disdikbud hingga sekarang masih melakukan verifikasi ke lapangan. Ada kemungkinan setiap sekolah di Boyolali tidak sama mulainya kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
"Empat syarat mutlak yang harus dipenuhi sekolah sebelum mulai kegiatan pembelajaran secara tatap muka, antara lain sekolah masuk zona kuning/hijau, ada izin dari orang tua siswa, sarana prasarana sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan, dan ada izin Disdikbud," katanya.
Menurut dia, sekolah harus siap dengan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan antara lain toilet yang bersih, tempat cuci tangan dengan sabun, air yang mengalir, masker, dan jaga jarak.
Dia mengatakan setelah kegiatan pembelajaran secara tatap muka di tingkat SMP berjalan dengan lancar, dua bulan kemudian baru untuk tingkat sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) serta pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pembelajaran tatap muka untuk jenjang pendidikan tingkat SD, TK, dan PAUD ini rencananya baru dibuka pada November mendatang dengan melihat kondisi perkembangan pandemi COVID-19.
Namun, lanjut dia, tidak seluruh sekolah dapat langsung menerapkan pembelajaran secara tatap muka. Sekolah diizinkan hanya yang ada di zona hijau dan kuning untuk menerapkan pembelajaran tatap muka.
"Sekolah di zona tinggi penyebaran COVID-19 belum memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran tatap muka. Kebijakan sekolah adaptasi kebiasaan baru akan berbeda-beda, karena melihat kondisi sekolah tempat masing-masing," katanya.
Sekolah yang bakal menerapkan pembelajaran tatap muka, kata dia, harus mendapatkan izin dari Satgas COVID-19 Kabupaten Boyolali. Satgas akan menentukan apakah lokasi sekolah tersebut memungkinkan untuk pembelajaran secara tatap muka atau tidak.
Jumlah PAUD di Boyolali ada sebanyak 703 sekolah baik negeri maupun swasta, untuk SD Negeri ada sebanyak 558 sekolah, SD swasta 34 sekolah, sedangkan SMP Negeri ada 52 sekolah, dan SMP Swasta 38 sekolah, demikian Darmanto.
Baca juga: Pembelajaran tatap muka di Purbalingga ditunda lagi
Baca juga: Ganjar: KBM tatap muka harus dipersiapkan dengan matang
Baca juga: Bupati Banyumas belum izinkan sekolah KBM tatap muka
Berita Terkait
Wali kota sebut butuh kreativitas pendidik untuk bentuk karakter anak
Selasa, 5 Maret 2024 9:25 Wib
Disdikbud Boyolali gelar pameran pusaka untuk edukasi anak-anak
Rabu, 17 Januari 2024 13:11 Wib
Disdikbud Boyolali gelar festival dolanan anak guna lestarikan tradisi
Selasa, 12 Desember 2023 16:36 Wib
Aplikasi Sipasti permudah masyarakat sewa aset Disdikbud Jateng
Sabtu, 14 Oktober 2023 14:34 Wib
Disdikbud : 25 persen ATS Kota Magelang mau sekolah kembali
Senin, 28 Agustus 2023 22:29 Wib
Disdikbud: 10 SMPN di Boyolali tidak penuhi kuota PPDB
Rabu, 26 Juli 2023 16:29 Wib
Gubernur Jateng bebastugaskan kepala SMKN 1 Sale karena pungli
Rabu, 12 Juli 2023 8:01 Wib
Disdikbud Boyolali bukukan hasil kajian cagar budaya untuk milenial
Rabu, 14 Juni 2023 14:53 Wib