Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengingatkan pemerintah untuk berkomitmen menjalankan peta jalan (road map) pendidikan inklusif.
Peta jalan tersebut, menurut Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Minggu, sangat penting untuk tujuan pendidikan jangka pendek, menengah, dan panjang. Selain itu agar terjadi akselerasi pada sistem pendidikan yang telah ada.
“Ada peta jalan tetapi saat ini belum ada satu payung aturan yang membuat realisasi program menjadi sebuah kewajiban. Ada empowerment, namun apabila tidak terealisasi hendaknya ada langkah-langkah yang memaksa agar pemerintah daerah dan sekolah merealisasikannya. Karena kita lihat antara program dan realisasi simpangannya cukup tinggi," ungkap Rerie, sapaan Lestari Moerdijat.
Saat ini dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, tambah Legislator Partai NasDem itu, baru 80 kabupaten/kota yang memiliki peraturan daerah yang mengatur pendidikan inklusif.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, mengutip data Badan Pusat Statistik pada 2017 yang mencatat 70 persen dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus tidak memperoleh pendidikan yang layak.
Artinya, hanya sekitar 480.000 anak berkebutuhan khusus yang mengakses pendidikan. Dan ternyata hanya 18 persen yang menikmati pendidikan inklusif.
Secara umum pendidikan inklusif, menurut dia, adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar anak berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
Selain pendidikan inklusif, Rerie juga menyoroti peta jalan sebaran guru yang berkualitas di setiap sekolah di Tanah Air.
Dia mengungkapkan bahwa pemerintah perlu menaruh perhatian yang serius terhadap langkah-langkah meningkatkan kualitas guru dan persebarannya. Upaya tersebut diyakini Rerie mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Dalam hal ini, Rerie menilai telah terjadi jurang yang cukup lebar antara sekolah favorit karena ditunjang dengan tenaga pendidik yang berkualitas, dengan sekolah pada umumnya.
“Bagaimana agar peta jalan pendidikan ini bisa terealisasi, harus ada langkah-langkah yang secara konseptual bisa menyelesaikan persoalan ini. Misalnya dengan pertukaran guru yang bagus ditempatkan di sekolah-sekolah yang biasa atau di sekolah yang memang masih membutuhkan," kata Rerie. ***
Berita Terkait
Bahagianya 40 anak yatim-duafa diajak Perwira Kilang Cilacap belanja baju lebaran
Rabu, 17 April 2024 9:10 Wib
Pemkab Batang - Polres batasi arena bermain anak di pantai
Sabtu, 13 April 2024 21:03 Wib
Penumpang melonjak, KAI Commuter imbau orang tua jaga anak saat perjalanan
Sabtu, 13 April 2024 14:15 Wib
Fatayat NU Banyumanik berikan santunan ke anak yatim piatu dan dhuafa
Sabtu, 6 April 2024 21:13 Wib
IronC dalam susu anak menjawab kebutuhan zat besi yang penting
Kamis, 4 April 2024 16:16 Wib
380 anak yatim dan duafa di Kabupaten Demak peroleh santunan
Rabu, 3 April 2024 22:30 Wib
Kadivpas: WBP dan anak berhadapan hukum punya hak kesehatan sama
Rabu, 3 April 2024 20:41 Wib
Wali Kota Magelang: Pendidikan karakter fondasi jati diri anak
Selasa, 2 April 2024 19:40 Wib