Purwokerto (ANTARA) - Inflasi padaMei 2020 di Purwokerto dan Cilacap tetap terkendali meskipun terdapat momentum Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah serta belum meredanya pandemi COVID-19, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Samsun Hadi.
"Inflasi pada bulan Mei di Purwokerto maupun Cilacap masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional tahun 2020 yang sebesar 3 persen plus minus 1 persen (yoy)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, inflasi di Purwokerto pada Mei 2020 sebesar 0,19 persen (mtm), periode Januari-Mei 2020 sebesar 1,07 persen (ytd), dan inflasi dari tahun ke tahun mencapai 2,49 persen.
Baca juga: Wabah COVID-19 dinilai berisiko terhadap pencapaian inflasi tahun 2020
Sementara inflasi di Cilacap pada Mei 2020 sebesar 0,29 persen (mtm), periode Januari-Mei 2020 sebesar 0,86 persen (ytd), dan inflasi dari tahun ke tahun mencapai 2,29 persen (ytd).
"Dari data tersebut, inflasi pada Mei di Purwokerto dan Cilacap terpantau lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi di Jawa Tengah maupun nasional yang masing-masing sebesar 0,07 persen (mtm)," katanya.
Lebih lanjut Samsun mengatakan inflasi Mei di Purwokerto yang sebesar 0,19 persen itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi 0,08 persen.
Menurut dia, inflasi Mei di Purwokerto terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu, perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
Ia mengatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen, terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan bawang merah.
"Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau tertahan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas makanan, antara lain telur ayam ras, bawang putih, aneka cabai, dan beras. Andil inflasi juga didorong oleh peningkatan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang bersumber dari emas perhiasan," jelasnya.
Ia memperkirakan Purwokerto pada Juni 2020 mengalami inflasi dalam rentang 0 persen hingga 0,20 persen (mtm) yang diindikasikan bersumber dari risiko meningkatnya harga beberapa komoditas makanan seperti aneka cabai dan beras serta masih munculnya andil inflasi seperti emas perhiasan dan rokok.
"Akan tetapi inflasi pada Juni 2020 di Purwokerto diperkirakan tertahan oleh normalisasi harga pada beberapa komoditas makanan seiring dengan berlalunya periode Ramadhan dan Lebaran. Masuknya musim panen bawang merah pada akhir Mei juga diperkirakan dapat menahan inflasi pada Juni," katanya.
Terkait dengan inflasi Mei 2020 di Cilacap yang sebesar 0,29 persen (mtm), Samsun mengatakan hal itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar sebesar 0,05 persen (mtm).
Menurut dia, inflasi Mei 2020 di Cilacap terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas pada kelompok kesehatan; makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi.
"Kelompok kesehatan memberikan andil sebesar 0,12 persen yang utamanya bersumber pada peningkatan harga subkelompok jasa rawat jalan dan jasa rawat inap serta kelompok vitamin. Sementara kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil sebesar 0,09 persen, utamanya bersumber dari peningkatan harga pada komoditas daging ayam ras dan bawang merah," jelasnya.
Menurut dia, laju inflasi Mei di Cilacap tertahan oleh penurunan harga telur ayam ras, bawang putih, aneka cabai, dan beras. Sementara dari kelompok inti, komoditas gula pasir juga tercatat mulai mengalami penurunan harga.
Ia memperkirakan Cilacap pada Juni 2020 mengalami inflasi dalam rentang 0,10 persen sampai dengan 0,30 persen (mtm) dengan sumber tekanan inflasi terutama berasal dari kelompok kesehatan, makanan, minuman, dan tembakau serta rekreasi seiring dengan potensi meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat sejalan dengan rencana pemberlakuan normal baru oleh pemerintah.
Baca juga: BI Purwokerto salurkan bantuan warga terdampak COVID-19