"Total kasus positif menjadi 28.818 orang, sementara yang sembuh menjadi 8.892 orang," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.
Yurianto mengatakan penambahan kasus positif terbanyak terjadi di Kalimantan Selatan, yaitu 109 kasus tanpa ada penambahan pasien yang sembuh. Berdasarkan hasil penyelidikan dan penelusuran, penyebab penambahan kasus tersebut adalah kontak erat di dua pasar yang terjadi seminggu sebelumnya.
Provinsi kedua yang melaporkan kasus positif terbanyak adalah DKI Jakarta, yaitu 94 kasus dan pasien yang sembuh sebanyak 21 orang. Disusul Jawa Timur dengan 90 kasus positif dan pasien yang sembuh sebanyak 290 orang.
Baca juga: Jubir: Kebiasaan baru bukan euforia untuk merasa bebas
Baca juga: Pemerintah terus pantau perkembangan epidemologi dan kesehatan daerah
Penambahan kasus positif yang cukup tinggi juga dilaporkan di Sulawesi Selatan sebanyak 54 kasus dengan kesembuhan tiga orang, disusul Sumatera Utara dengan 44 kasus positif dan tujuh pasien sembuh.
Sementara itu, terdapat 19 provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif di bawah 10, dan 11 provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru.
"Kasus meninggal dunia bertambah 22 kasus sehingga total menjadi 1.663 kasus," jelas Yurianto.
Penambahan spesimen yang sudah diperiksa dan terverifikasi pada Kamis hingga pukul 12.00 WIB adalah 13.206 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa baik melalui tes cepat molekuler maupun PCR adalah 367.640 spesimen terhadap 251.736 orang dengan hasil positif 28.818 orang dan negatif 222.918 orang.
"Orang dalam pemantauan yang masih dipantau sebanyak 47.373 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 13.416 orang," tutur Yurianto.
Baca juga: Pemerintah: Sistem di Wisma Atlet berjalan sesuai prosedur
Baca juga: Penularan COVID-19 terjadi bersamaan dengan pergerakan manusia