Semarang (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat ini mulai fokus menyelamatkan para pekerja yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah virus Corona jenis baru (Covid-19).
Demikian benang merah yang mengemuka dalam live streaming ACT Jawa Tengah di Semarang, Selasa (12/5) petang, yang dihadiri pimpinan ACT Jateng, sukarelawan, serta awak media.
Branch Manager ACT Jawa Tengah Giyanto mengutip data yang dilansir Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa pada April 2020 korban PHK di Jateng tercatat 24.240 pekerja, kemudian menggelembung menjadi sekitar 50.000 pekerja pada 1 Mei 2020.
"Hari ini pasti jumlahnya bertambah banyak. Oleh karena itu harus ada usaha menyelamatkan bangsa karena begitu banyak orang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19," katanya.
ACT, yang telah 15 tahun terjun menanggulangi berbagai bencana alam, mengakui betapa pagebluk Corona kali ini sangat rumit karena masa emergency dan recovery harus diatasi dalam waktu bersamaan.
"Kita juga belum tahu kapan wabah akan selesai. Kalau bencana alam biasa, setelah masa emergency bisa cepat tempuh recovery, tapi corona ini beda. Emergency dan recovery harus dilakukan bersamaan," katanya.
Dampak wabah tersebut, menurut Giyanto, terjadi kemiskinan secara masif termasuk kurang pangan bahkan mengganggu pendidikan anak-anak.
ACT bertekad menyelamatkan warga terdampak dari kehabisan bahan makanan dengan menyediakan layanan cepat, misalnya, dengan beras gratis, pakan gratis, hingga pembuatan dapur umum ramadhan
Targetnya, katanya, bisa menyelamatkan pekerja yang di-PHK sekitar 1.000 orang tiap bulan agar mereka bisa bertahan dalam masa emergency.
Ia menekankan pentingnya bertindak cepat agar bantuan bisa mengatasi krisis mereka. Masif bisa menjangkau sebanyak mungkin target, serta mudah dijangkau bagi orang yang membutuhkan.
Adapun usaha yang diberdayakan bagi yang terkena PHK, antara lain, membikin warung makan siap saji yang akan dijual di pinggir jalan, pembuatan alat pelindung diri, serta usaha kelompok tani.
ACT juga mengajak kepala desa menggunakan lahan bengkok untuk tanaman pangan di desa.
Untuk menyelamatkan para pekerja yang di-PHK tersebut, ACT mengajak warga mampu menyisihkan sebagian hartanya untuk menolong mereka.
"Bisa sedekah maupun zakat. Zakat fitrah dan zakat mal wajib ditunaikan untuk menangani kemiskinan demi kemaslahatan umat," kata Sri Suroto, Regional Partner ACT Jateng.
Ajakan berzakat juga disampaikan Ustaz Dimas Anafadli yang menekankan pentingnya menyisihkan harta di tengah kesulitan banyak orang.
Sedekah, katanya, bisa menghapuskan dosa sekaligus melipatgandakan harta bagi yang mengamalkannya.
Psikolog Undip Darosy Endah dalam kesempatan sama mengajak pekerja korban PHK tetap menjaga semangat hidup anak-anak dan keluarganya.
Berita Terkait
Desentralisasi, Kemenkumham Jateng beri layanan legalisasi dokumen
Selasa, 23 April 2024 21:12 Wib
Baut rel kereta di Puncangsawit Solo dicuri, dua pelaku ditangkap
Selasa, 23 April 2024 20:23 Wib
BNN Jateng gagalkan pengiriman ganja asal Sumut tujuan Tegal
Selasa, 23 April 2024 20:18 Wib
Lulus Doktoral predikat summa cumlaude, Mbak Ita jalani prosesi wisuda ke-174 Undip
Selasa, 23 April 2024 19:21 Wib
Jasad Suparno dua hari di kamar mandi RM Pondok Kopi
Selasa, 23 April 2024 17:05 Wib
Narasumber USM jadi pemateri LDK SMA Sint Louis
Selasa, 23 April 2024 16:52 Wib
Sentra Terpadu Kartini asesmen anak penderita CdLS di Semarang
Selasa, 23 April 2024 16:13 Wib
Tejo Harwanto tegaskan pentingnya akuntabilitas penggunaan anggaran
Selasa, 23 April 2024 16:02 Wib