"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jemaat tabligh, klaster Goa, klaster rembesan pemudik, klaster industri," katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin.
"Ini perlu betul-betul dimonitor secara baik. Kita lihat bahwa pekerja migran Indonesia, laporan yang saya terima sudah 89 ribu yang sudah kembali dan mungkin akan bertambah 16 ribu, ini perlu ditangani," katanya dalam rapat mengenai penanggulangan COVID-19 melalui telekonferensi video bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin, menteri-menteri Kabinet Kerja, dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.
Jumlah pekerja migran Indonesia yang pulang tersebut lebih besar dari prediksi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), yang menyebutkan bahwa ada 37.075 pekerja migran Indonesia yang pulang ke Tanah Air karena habisnya masa kontrak pada April dan Mei 2020.
Menurut BP2MI, di antara pekerja migran yang kembali ke Tanah Air ada 15.429 orang yang kembali dari Malaysia, 11.303 orang yang pulang dari Hong Kong, 3.507 orang yang pulang dari Singapura. Ketiga negara itu juga menghadapi wabah COVID-19.
"Ini harus dikawal secara baik di lapangan sehingga jangan sampai muncul gelombang kedua," kata Presiden.
Presiden juga mengemukakan pentingnya mewaspadai penularan COVID-19 di kawasan industri serta menginstruksikan pemeriksaan operasi industri di daerah-daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengendalikan penularan penyakit tersebut.
"Klaster industri kita harus memastikan industri-industri yang diizinkan beroperasi, yang mana harus dicek di lapangan mereka melakukan protokol kesehatan secara ketat atau tidak," katanya.
Penularan COVID-19 di area industri antara lain terjadi di pabrik PT HM Sampoerna Tbk di Rungkut, Kota Surabaya. Klaster penularan itu mencakup 66 orang yang dikonfirmasi positif COVID-19 hingga Minggu (3/5).
Hingga Minggu (3/5) jumlah pasien COVID-19 di Indonesia secara kumulatif 11.192 orang dengan perincian 1.876 orang dinyatakan sembuh dan 845 orang meninggal dunia.
Kasus COVID-19 sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia dengan kasus penularan paling banyak terjadi di DKI Jakarta (4.463) disusul Jawa Timur (1.117), Jawa Barat (1.054), Jawa Tengah (776), Sulawesi Selatan (601), Banten (432), Nusa Tenggara Barat (269), Bali (262), Papua (240), Sumatera Barat (195), Kalimantan Selatan (195), dan Sumatera Selatan (185).
Baca juga:
Gugus Tugas Jatim umumkan 63 karyawan Sampoerna positif COVID-19
Pemerintah Jatim kirim 1.000 alat tes COVID-19 untuk selidiki klaster Temboro