Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat komoditas nonmigas provinsi ini di sepanjang 2019 didominasi oleh barang dari Tiongkok.
"Tiongkok menguasai sekitar 46 persen impor komoditas nonmigas ke Jawa Tengah," kata Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Senin.
Total nilai impor barang dari Tiongkok selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2019, kata dia, mencapai 3.427 juta dolar AS.
Baca juga: Kenaikan harga jeruk picu inflasi di Jateng
Jumlah tersebut lebih tinggi jika di banding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3.392 juta dolar AS.
Impor komoditas dari Tiongkok, lanjut dia, masih didominasi oleh barang modal, seperti mesin-mesin.
Sementara itu, menurut dia, secara umum neraca perdagangan Jawa Tengah selama Januari hingga Oktober 2019 masih mengalami defisit.
Nilai ekspor Jawa Tengah selama 2019 tercatat mencapai 7.246 juta dolar AS, sementara nilai impornya mencapai 10.378 juta dolar AS.
Ia menuturkan ekspor Jawa Tengah di sepanjang tahun ini masih didominasi komoditas nonmigas dari hasil industri olahan.
Adapun impor, lanjut dia, masih didominasi kebutuhan bahan baku penolong dan barang modal.
Baca juga: APTI desak pembatasan impor tembakau segera diberlakukan
Berita Terkait
Nilai tukar petani secara nasional naik 2,28 persen
Senin, 4 Maret 2024 18:18 Wib
BPS: Inflasi Jateng di Februari 2024 capai 0,57 persen
Sabtu, 2 Maret 2024 7:26 Wib
BPS Purbalingga ingatkan pentingnya publikasi daerah dalam angka
Jumat, 16 Februari 2024 9:03 Wib
BPS: Kenaikan harga beras akibat faktor cuaca dan akses infrastruktur
Kamis, 1 Februari 2024 13:43 Wib
BPS Kudus gelar diseminasihasil Sensus Pertanian 2023
Selasa, 12 Desember 2023 16:37 Wib
BPS harapkan data ST2023 bantu pemda susun rencana pembangunan
Selasa, 5 Desember 2023 15:57 Wib
Unit usaha pertanian perorangan di Jateng turun 13,25 persen
Senin, 4 Desember 2023 22:23 Wib
BPS: Indeks Pembangunan Manusia Jawa Tengah naik 0,81 persen
Jumat, 1 Desember 2023 16:25 Wib