Brebes (ANTARA) - Risiko angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI AKB) di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kini masih relatif tinggi sehingga permasalahan itu perlu mendapat perhatian semua pihak dan harus diselesaikan bersama oleh semua komponen yang terkait dengan kesehatan ibu dan bayi.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng Nanik Budi Hastuti di Brebes, Selasa, mengatakan bahwa selama 2019, AKI di Brebes berada di peringkat dua di Jateng dengan sebanyak 17 kasus.
"Adapun AKB berada pada peringkat empat dengan 97 kasus. Oleh karena, persoalan AKI dan AKB masih menjadi PR (pekerjaan rumah) di Brebes," katanya.
Baca juga: AKI tergolong rendah, Pemkot Magelang tingkatkan kesadaran warga mengonsumsi ikan
Ia mengatakan kasus "empat terlalu" yaitu terlalu muda hamil dan melahirkan, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu rapat jarak kelahiran, serta kasus "tiga terlambat" yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, terlambat mendapat penanganan) menjadi faktor kuat tingginya AKI dan AKB.
BKKBN, kata dia, akan terus berupaya untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang penggunaan alat kontrasepsi salah satunya melalui pertemuan dengan para kader KB.
"Efek samping penggunaan kontrasepsi merupakan isu yang sering dibahas di masyarakat. Tidak jarang, kekhawatiran yang tidak mendapatkan penjelasan komprehensif berujung pada keengganan calon akseptor dalam memilih dan menggunakan alat dan obat kontrasepsi," katanya
Menurut dia, secara nasional telah disepakati empat komponen prioritas ruang lingkup kesehatan reproduksi yaitu kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pencegahan serta penanganan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Terabaikannya permasalah kesehatan reproduksi, kata dia, berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diamanatkan Presiden Jokowi pada program "Nawa Cita" kelima.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan pemkab berkomitmen dan serius pada upaya pemenuhan hak dan peningkatan kesehatan reproduksi khususnya di wilayahnya.
"Masih tingginya angka kematian ibu pada saat hamil dan melahirkan menjadi fokus pemkab. Adapun upaya itu menekan risiko kematian ibu dan bayi adalah dengan perencanaan keluarga melalui penggunaan alat kontrasepsi," katanya.
Baca juga: Perlu peran lintas sektoral turunkan angka kematian ibu hamil
Berita Terkait
Yuk dukung anak terhindar dari risiko stunting dengan protein
Selasa, 2 April 2024 17:55 Wib
OJK dorong penguatan peran profesi manajemen risiko
Sabtu, 16 Maret 2024 9:42 Wib
Begini risiko kesehatan anak usai menggunakan 'headphone'
Selasa, 27 Februari 2024 10:00 Wib
Pekalongan lakukan deteksi dini balita risiko tinggi stunting
Jumat, 2 Februari 2024 10:26 Wib
Tekan potensi bencana, BPBD Kudus optimalkan peran FPRB
Kamis, 1 Februari 2024 6:55 Wib
BPBD Surakarta antisipasi risiko bencana di musim hujan
Rabu, 24 Januari 2024 6:45 Wib
Pemkab Pati siapkan desa tangguh bencana kawasan minimalkan risiko
Senin, 8 Januari 2024 15:03 Wib
Wapres minta PMI tempuh jalur resmi guna kurangi risiko TPPO
Senin, 18 Desember 2023 13:04 Wib