Keluarga korban kericuhan 22 Mei cek di RS Pelni
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah keluarga mendatangi Rumah Sakit Pelni di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, Kamis, untuk mencari keberadaan sanak saudaranya yang mungkin menjadi korban kericuhan 22 Mei 2019.
Ade (32), warga asal Padang, mendatangi ruang informasi RS Pelni untuk mencari tahu keberadaan sepupunya bernama Rio Apriyanto (32).
"Karena sejak kemarin belum pulang, informasi terakhir yang kami dapatkan dia ikut aksi 22 Mei ini," kata Ade
.
Ade mengatakan sejak Rabu (22/5), pukul 18.00 WIB, pihak keluarga hilang kontak dengan Rio.
Kabar terakhir yang diterima pihak keluarga, Rio menginformasikan dirinya ikut aksi protes hasil pemilu di Bawaslu.
"Sejak saat itu HP-nya (telpon seluler) tidak bisa dikontak, di WA juga belum dibalas. Dan HP-nya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kami khawatir, apa Rio jadi korban atau ditangkap, kita belum tahu," kata Ade.
Ade mengatakan masih terus mencari tahu keberadaan Rio. Pihak keluarga merasa khawatir, mengingat saat ini istrinya sedang mengandung tujuh bulan.
Pihak keluarga baru bisa mengecek ke RS Pelni mengingat rumah sakit ini paling dekat dengan rumah Rio. Dan informasi terakhir yang dimiliki istrinya, Rio yang mengikuti aksi protes sebagai bentuk solidaritas sebagai anggota pemenangan Prabowo sempat terlihat di masjid sekitar KS Tubun pada saat kericuhan terjadi.
Berdasarkan informasi Humas RS Pelni, sebagian besar korban yang dirawat di rumah sakit itu adalah warga sekitar KS Tubun, Slipi, dan Petamburan. Sebagian lagi ada yang dari luar seperti Cianjur, Karawang, dan Tanggerang.
Seluruh korban adalah laki-laki dan sebagian besar berusia muda, meski ada juga yang berusia 40 tahun.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni dr Didid Winnetouw MPH mengatakan pihak keluarga telah mendatangi RS Pelni untuk menanyakan keberadaan keluarganya yang hilang.
"Siang ini juga sudah ada sekitar empat orang yang datang mengecek keberadaan anggota keluarganya yang diduga ikut menjadi korban kericuhan 22 Mei".
Hingga saat ini RS Pelni telah melayani 82 pasien korban kericuhan 22 Mei, 13 orang di antaranya masih menjalani rawat inap di RS Pelni.
Dari jumlah tersebut sebanyak 61 orang luka ringan, 13 luka sedang, lima luka berat, satu orang sakit nontrauma dan dua orang meninggal dunia.
Ade (32), warga asal Padang, mendatangi ruang informasi RS Pelni untuk mencari tahu keberadaan sepupunya bernama Rio Apriyanto (32).
"Karena sejak kemarin belum pulang, informasi terakhir yang kami dapatkan dia ikut aksi 22 Mei ini," kata Ade
.
Ade mengatakan sejak Rabu (22/5), pukul 18.00 WIB, pihak keluarga hilang kontak dengan Rio.
Kabar terakhir yang diterima pihak keluarga, Rio menginformasikan dirinya ikut aksi protes hasil pemilu di Bawaslu.
"Sejak saat itu HP-nya (telpon seluler) tidak bisa dikontak, di WA juga belum dibalas. Dan HP-nya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kami khawatir, apa Rio jadi korban atau ditangkap, kita belum tahu," kata Ade.
Ade mengatakan masih terus mencari tahu keberadaan Rio. Pihak keluarga merasa khawatir, mengingat saat ini istrinya sedang mengandung tujuh bulan.
Pihak keluarga baru bisa mengecek ke RS Pelni mengingat rumah sakit ini paling dekat dengan rumah Rio. Dan informasi terakhir yang dimiliki istrinya, Rio yang mengikuti aksi protes sebagai bentuk solidaritas sebagai anggota pemenangan Prabowo sempat terlihat di masjid sekitar KS Tubun pada saat kericuhan terjadi.
Berdasarkan informasi Humas RS Pelni, sebagian besar korban yang dirawat di rumah sakit itu adalah warga sekitar KS Tubun, Slipi, dan Petamburan. Sebagian lagi ada yang dari luar seperti Cianjur, Karawang, dan Tanggerang.
Seluruh korban adalah laki-laki dan sebagian besar berusia muda, meski ada juga yang berusia 40 tahun.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni dr Didid Winnetouw MPH mengatakan pihak keluarga telah mendatangi RS Pelni untuk menanyakan keberadaan keluarganya yang hilang.
"Siang ini juga sudah ada sekitar empat orang yang datang mengecek keberadaan anggota keluarganya yang diduga ikut menjadi korban kericuhan 22 Mei".
Hingga saat ini RS Pelni telah melayani 82 pasien korban kericuhan 22 Mei, 13 orang di antaranya masih menjalani rawat inap di RS Pelni.
Dari jumlah tersebut sebanyak 61 orang luka ringan, 13 luka sedang, lima luka berat, satu orang sakit nontrauma dan dua orang meninggal dunia.