Cilacap (ANTARA) - Wilayah perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY telah memasuki musim angin timuran, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Teguh Wardoyo.
"Angin timurannya sudah mulai kuat, sudah beberapa hari, pengaruhnya lebih di gelombang. Tinggi gelombangnya berpotensi mencapai 2,5-4 meter, sehingga kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 18 Mei 2019," katanya di Cilacap, Jateng, Rabu.
Dia memrakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi hingga bulan Juni-Juli meskipun anginnya sudah murni timuran.
Kendati wilayah perairan selatan Jateng-DIY telah memasuki musim angin timuran, dia mengatakan wilayah Jateng khususnya bagian selatan belum memasuki awal musim kemarau.
Selain karena masih ada hujan, kata dia, suhu udara di wilayah Jateng bagian selatan belum terlalu dingin, yakni berkisar 31-32 derajat Celcius.
Bahkan, lanjut dia, suhu udara kadang terasa panas yang menunjukkan bahwa kelembapannya masih kecil sehingga masih berpeluang terjadi hujan.
"Secara umum, pada bulan Juli diprakirakan sudah memasuki musim kemarau semua," katanya.
Terkait dengan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 18 Mei 2019, Teguh mengatakan peningkatan tinggi gelombang tersebut terjadi karena tiupan angin di atas wilayah perairan dan Samudra Hindia selatan Jateng-DIY cenderung searah dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 6-20 knot.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 2,5-4 meter
"Oleh karena itu, kami mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai untuk berhati-hati dan tidak berenang atau mandi terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Selain itu, kata dia, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.
"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.
Ia mengimbau operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Kapal feri diminta waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar waspada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat, agar tetap selalu waspada," tegasnya.
Berita Terkait
Prakiraan cuaca Semarang hari ini
Rabu, 17 April 2024 8:11 Wib
BMKG prakirakan ancaman cuaca ekstrem di Jateng hingga 18 April
Selasa, 16 April 2024 14:14 Wib
Sejumlah dukuh di Sragen terendam air akibat luapan Bengawan Solo
Minggu, 10 Maret 2024 14:52 Wib
Distan Semarang : Lahan pertanian masuki musim tanam
Selasa, 20 Februari 2024 23:24 Wib
BPBD Surakarta antisipasi risiko bencana di musim hujan
Rabu, 24 Januari 2024 6:45 Wib
DKK Surakarta: PHBS penting untuk antisipasi penyakit musim hujan
Jumat, 12 Januari 2024 15:53 Wib
Periset BRIN prediksi musim hujan hanya sampai akhir Januari
Jumat, 5 Januari 2024 13:35 Wib
BPBD Boyolali imbau masyarakat waspada bencana pada musim hujan
Jumat, 5 Januari 2024 8:14 Wib