Bagdad (ANTARA) - Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, Selasa, mengatakan bahwa Irak akan menandatangani kesepakatan energi senilai 53 miliar dolar dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil, dan PetroChina China untuk meningkatkan produksi minyaknya.
"Pemerintah mendukung Kementerian Perminyakan Irak untuk menandatangani perjanjian dengan Exxon Mobil dan PetroChina senilai 53 miliar dolar AS, yang merupakan proyek besar," kata Abdul Mahdi pada konferensi pers setelah pertemuan kabinet mingguan.
Proyek yang disebutnya memompa "air laut" ke ladang minyak di Irak itu akan meningkatkan produksi minyak di dua ladang minyak Nahr Bin Umar dan Artawi menjadi 500.000 barel per hari (bph) dari sekitar 100.000 menjadi 125.000 bph.
Dia mengatakan proyek itu akan menyediakan puluhan ribu pekerjaan dan Irak akan menghasilkan sekitar 400 miliar dolar selama 30 tahun setelah kesepakatan itu berlaku, yang menunjukkan bahwa ada diskusi mengenai keuntungan tambahan.
Mahdi membantah ada hubungan antara mega-proyek Irak tersebut dengan pembebasan AS untuk Irak terkait urusan dengan Iran yang sedang berada di bawah sanksi AS.
"Soal ini (megaproyek) dimulai pada 2015, dan itu tidak ada hubungannya dengan sanksi yang dijatuhkan pada Iran. Masalah ini berkaitan dengan ekonomi Irak dan sektor minyak Irak," katanya.
Ia menambahkan Irak perlu memompa sumur minyak untuk menjaga produksi minyak stabil.
Pernyataan Mahdi dikemukakan setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tidak menerbitkan kembali keringanan sanksi yang memungkinkan importir utama untuk terus membeli minyak dari Iran ketika keringanan itu berakhir awal Mei, dalam upaya meningkatkan tekanan pada Iran.
Mahdi mengatakan kesepakatan dengan dua perusahaan minyak (Exxon Mobil dan PetroChina) adalah sebuah awal karena diskusi lebih lanjut akan diadakan untuk mencapai kesepakatan akhir.
Dengan proyek sebesar itu, Irak berupaya memperbaiki ekonomi yang memburuk dan memberikan kesempatan kerja, serta meningkatkan layanan publik di negara itu. Ekonomi Irak sangat bergantung pada ekspor minyak mentah yang menyumbang lebih dari 90 persen pendapatan negara itu.
Berita Terkait
Produksi gabah Kabupaten Boyolali pada Maret diperkirakan 51.585 ton GKG
Selasa, 5 Maret 2024 15:45 Wib
Pembangunan gudang produksi rokok SIHT Kudus ditargetkan mulai April
Sabtu, 2 Maret 2024 6:25 Wib
Mentan : Kemungkinan banjir tak pengaruhi target produksi gabah
Selasa, 13 Februari 2024 8:10 Wib
Dirut PT KPI tegaskan kesiapan Kilang Cilacap produksi HVO dan SAF
Jumat, 9 Februari 2024 14:31 Wib
Boyolali targetkan produksi 278.021 ton GKG pada 2024
Selasa, 30 Januari 2024 13:42 Wib
Puan berharap produksi pertanian melimpah dan petani sejahtera
Sabtu, 13 Januari 2024 15:49 Wib
Kapolres pastikan IKM di Purbalingga tidak produksi knalpot brong
Kamis, 11 Januari 2024 13:41 Wib
Produksi perikanan budidaya Jateng duduki peringkat ketiga nasional
Senin, 11 Desember 2023 17:21 Wib