Purbalingga (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mendorong peningkatan kualitas produksi komoditas ekspor khususnya yang dihasilkan industri kecil menengah (IKM), kata Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga Sidik Purwanto.
"Ekspor dari IKM di Purbalingga yang mulai berjalan adalah kerajinan sapu gelagah arjuna dan gula semut. Tampaknya sampai sekarang belum terpengaruh dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, masih biasa-biasa saja," katanya di Purbalingga, Sabtu.
Akan tetapi, kata dia, untuk ekspor komoditas rambut dan bulu mata palsu yang dihasilkan sejumlah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang ada di Purbalingga justru mengalami guncangan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan ekspor produk rambut dan bulu mata palsu saat ini mulai lesu.
"Ekspor rambut dan bulu mata palsu semula menjadi tumpuan Purbalingga, tapi sekarang kami mencoba ekspor produk IKM berupa sapu gelagah arjuna, gula semut, dan knalpot, tidak hanya mengandalkan rambut (palsu) ini karena kayaknya sudah mulai tersingkir," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data, nilai ekspor rambut dan bulu mata palsu Purbalingga pada tahun 2018 hampir mendekati Rp3 triliun atau mengalami penurunan dari tahun 2017 yang mencapai kisaran Rp3,5 triliun.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas produk yang dihasilkan IKM agar bisa bersaing di pasar ekspor, dia mengatakan pihaknya belum lama ini menggelar pelatihan manajemen ekspor yang diikuti 30 pelaku IKM.
"Pelatihan yang digelar atas kerja sama Dinperindag Kabupaten Purbalingga dan Kementerian Perdagangan itu ditujukan agar pelaku IKM dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas ekspor," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberikan bantuan peralatan produksi, fasilitasi sertifikasi produk, dan sebagainya bagi para pelaku IKM.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Perindustrian Dinperindag Kabupaten Purbalingga Agus Purhadi Satya mengatakan salah satu penyebab guncangnya industri rambut dan bulu mata palsu adalah gempuran pasar global terutama dari Tiongkok yang sangat masif.
Bahkan, kualitas maupun produk rambut dan bulu mata palsu dari Tiongkok cenderung meningkat karena diproduksi menggunakan mesin sehingga hasil produksinya dapat dimodifikasi.
"Dari segi kualitas sebenarnya kita tidak kalah tapi dalam dua tahun terakhir, kualitas produk mereka (Tiongkok, red.) mendekati kita. Oleh karena itu, kita harus genjot terus kualitasnya agar meningkat dan produknya tetap bisa bersaing di pasaran sehingga tidak akan ada pengurangan jumlah karyawan," katanya.
Berita Terkait
Pegiat Kie Seni Purbalingga luncurkan program petualangan hidup di desa
Kamis, 21 Maret 2024 21:00 Wib
Empat kecamatan lokasi pasar murah Pemkab Purbalingga
Kamis, 21 Maret 2024 8:16 Wib
Stabilisasi harga komoditas pangan strategis jadi prioritas Sudono
Kamis, 14 Maret 2024 20:29 Wib
Puluhan remaja diamankan hendak perang sarung di Karangcegak Purbalingga
Rabu, 13 Maret 2024 11:20 Wib
KPU Purbalingga perhatikan perekrutan SDM untuk Pilkada 2024
Minggu, 10 Maret 2024 16:21 Wib
Pemkab Purbalingga segera bangun 1.209 tangki septik untuk warga
Rabu, 6 Maret 2024 16:24 Wib
Pemkab Purbalingga gandeng Bulog-Puspahastama gelar operasi pasar
Selasa, 5 Maret 2024 13:26 Wib
Dinperindag Purbalingga siapkan pasar murah atasi kenaikan harga beras
Jumat, 23 Februari 2024 13:23 Wib