Wonosobo (ANTARA) - Gerakan Rabu Putih pada hari pencoblosan 17 April 2019 yang diinisiasi oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor untuk memastikan tidak ada intimidasi terhadap pemilih, kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Yaqut di Wonosobo, Rabu, mengatakan anggota GP Ansor akan berada di tempat pemungutan suara (TPS) memakai baju putih untuk memastikan tidak ada intimidasi terhadap rakyat pemilih.
Menurut dia, gerakan tersebut berawal dari keprihatinan dengan maraknya hoaks dan ujaran kebencian. Tindakan itu mulai membelah masyarakat menjadi dua secara diametral.
"Jadi kalau bukan kita ya mereka. Padahal kontestasi pemilu ini seharusnya disikapi dengan riang gembira tidak ada perseteruan, tidak ada permusuhan. Karena pada prinsipnya sama, mencari pemimpin yang terbaik," katanya.
Dampaknya, angka golput menjadi naik karena orang menjadi takut dan memilih tidak ke TPS. Hal itu mendorong GP Ansor mencari cara memastikan partisipasi warga pada pemilu tetap tinggi.
"Ketemulah 'Rabu Putih' itu. Kemudian kita tetapkan sebagai sebuah gerakan, kita ajak seluruh komponen masyarakat. Artinya ini bukan milik Ansor saya kira. Kita lempar ini ke masyarakat agar seluruh komponen masyarakat terlibat dalam gerakan Rabu Putih ini," katanya.
Sejumlah konsep kegiatan sudah disiapkan. antara lain sebagian dari 4,7 juta kader Ansor akan difungsikan sebagai "back up" pengamanan aparat TNI-Polri. Sebagian lagi ditugaskan menjaga TPS mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Mereka yang tidak bertugas di sana, akan menggerakkan pemilih ke TPS.
"Pemilih yang karena keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga tidak bisa datang ke TPS, kita ajak mereka berangkat ke TPS," katanya.
Kemungkinan gesekan
Ketika ditanya kemungkinan gesekan karena Kubu Prabowo-Sandi juga menggerakkan massa yang sejenis, Gus Yaqut menyatakan hal demikian tidak perlu, karena berbeda pilihan bukanlah masalah buat GP Ansor. Yang dikerjakan adalah memastikan semua warga mendapatkan hak untuk memilih.
"Saya kira tidak perlu gesekan. Teman-teman di Banser saya kira tahu koridor ini. Mereka tidak akan mudah terpancing atau digesek, atau digosok hingga terjadi gesekan antar pendukung," katanya.
Ketika ditanya perbedaan gerakan pihaknya dengan gerakan kubu Prabowo-Sandi, dia menuturkan gerakannya lebih santun yang jelas.
"Kita akan bergerak lebih santun, kita akan melakukan salat subuh berjemaah di masjid-masjid yang bisa kita akses. Kemudian akan berangkat bersama-sama pakai baju putih. Karena itu identitas kita, identitas kiai kami itu yang sedang berkontestasi," katanya.
Ia menjamin gerakannya lebih santun, tidak akan ada provokasi, dan ingin mengajak masyarakat riang gembira menghadapi pemilihan.
"Jadi tidak ada yang perlu didramatisasi, ditakuti, provokasi, intimidasi," katanya.
Menurut dia, gerakan tersebut akan dilakukan, terutama di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, karena di wilayah itu yang diduga akan tinggi tingkat golputnya.
"Mereka yang tidak mencoblos 30 persen. Kita ingin mendorong supaya turun. Kita bikin semaksimal untuk mendorong masyarakat datang ke TPS," katanya.
Berita Terkait
Menteri Agama sebut perbedaan pilihan politik tak perlu lagi diperdebatkan
Rabu, 14 Februari 2024 13:49 Wib
Hari Pers Nasional, Menag: Terus cerahkan dan perkuat kohesi umat
Jumat, 9 Februari 2024 17:12 Wib
61 persen jamaah calon haji telah periksa kesehatan
Minggu, 4 Februari 2024 8:00 Wib
Menag : Perlu peran agama inklusif respons krisis kemanusiaan
Minggu, 4 Februari 2024 7:01 Wib
Hakordia 2023, Menag bangun transparansi sistem keuangan
Minggu, 10 Desember 2023 14:18 Wib
Stafsus: Yaqut dilantik jadi Menag untuk perbaiki tata kelola Kemenag
Senin, 4 Desember 2023 13:52 Wib
Perpres 58/2023 wujudkan moderasi beragama kuat dan kolaboratif
Minggu, 26 November 2023 11:37 Wib
Ini ketentuan gunakan Kantor Kemenag sebagai rumah ibadat sementara
Sabtu, 25 November 2023 16:21 Wib