Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Semarang berupaya mewujudkan kota hijau (green city) melalui fasilitas publiknya, di antaranya pemasangan beton berpori.
"Konsep kota hijau ini, salah satunya diupayakan dengan jalur pedestrian dari beton berpori," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat.
Beton berpori itu, kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi itu, mampu menyerap air hujan ke dalam tanah meski permukaannya dibeton sehingga bisa mencegah terjadinya genangan air.
Dia menjelaskan lapisan beton berpori paling atas memungkinkan air mengalir melalui matriks batu kecil ke puing yang lebih longga di bawahnya.
Di bagian paling bawah, kata politikus PDI Perjuangan itu, terdapat sistem drainase yang bisa menampung dan mengalirkan air yang terserap ke dalam tanah.
"Dengan inovasi ini, ketika ada hujan, air tetap bisa terserap di tanah walaupun dibeton. Ya, untuk kenyamanan pejalan kaki juga," katanya.
Hendi mengklaim pemasangan beton berpori untuk jalur pedestrian itu bisa meningkatkan kenyamanan pejalan kaki tidak sepanas aspal ketika cuaca terik.
"Selain mencegah genangan, bisa mengurangi pemanasan aspal ketika cuaca panas sebagai bagian mengejar target penurunan suhu udara di Kota Semarang," katanya.
Sekarang ini, beton berpori telah terpasang di jalur pedestrian di berbagai jalan protokol, seperti Jalan Dr Sutomo, Jalan Veteran, Jalan MT Haryono, Jalan S. Parman, dan Jalan Abdurrahman Saleh.
"Kemudian, di Kelurahan Kandri juga, di Waduk Jatibarang, sepanjang Kampung Kali, dan sebagainya," katanya.
Yang jelas, Hendi menegaskan Pemkot Semarang berupaya membuat Semarang menjadi lebih hijau, termasuk dengan memperbanyak penghijauan, seperti di Jalan Pemuda.
"Kalau lewat Jalan Pemuda, tiang penerangan jalan kami maksimalkan untuk menaruh pot-pot tanaman. Semua kami upayakan, termasuk menggalakkan 'urban farming'," katanya.
Belum lama, 72 unit Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang juga dipasangi konverter bahan bakar gas (BBG) untuk menekan emisi dan menghemat bahan bakar.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang, moda transportasi massal yang sudah terpasangi konverter itu bisa menekan penggunaan solar.
Berita Terkait
Pemkab Demak koordinasi dengan BBWS atasi tanggul jebol dan limpas
Minggu, 17 Maret 2024 6:41 Wib
Pembunuh Irwan Hutagalung terancam penjara seumur hidup
Rabu, 6 September 2023 21:32 Wib
Jasad dicor beton di Tembalang diduga korban mutilasi
Selasa, 9 Mei 2023 3:57 Wib
Polisi selidiki dugaan pembunuhan, korban dicor beton
Senin, 8 Mei 2023 19:52 Wib
SIG sukses uji coba beton cepat kering di Jalan Karangawen--Godong
Rabu, 25 Januari 2023 11:40 Wib
SG bangun jalan beton Senilai Rp346 juta di Desa Tegaldowo Rembang
Rabu, 21 September 2022 17:53 Wib
TMMD di Jerukan Boyolali bangun jalan beton 1.526 meter
Kamis, 25 Agustus 2022 20:51 Wib
Kemen-PUPR kurangi penggunaan bahan beton jelang KTT G20 di Bali
Minggu, 30 Januari 2022 7:45 Wib