Semarang (Antaranews Jateng) - Elite politik yang mengorupsi uang negara tidak memiliki rasa kebangsaan karena mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau golongan daripada kepentingan bangsa, kata Suryanto, akademisi dari STIKOM Semarang.
Sebagai bukti, kata Suryanto, S.Sos., M.Si. di Semarang, Rabu, dari 550 kasus korupsi di Indonesia pada tahun 2018, terdapat 322 kasus korupsi politik yang menyangkut elite politik nasional dan daerah.
"Ini adalah salah satu fakta yang menunjukkan elite politik saat ini tidak memiliki rasa kebangsaan," kata dosen Komunikasi Politik Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang itu.
Selain itu, kata Suryanto, masih kuatnya nuansa permainan politik mendominasi arah elite politik di Tanah Air karena mereka menjadikan politik arena permainan. Mereka saling menyerang secara emosional dan tidak serius memperjuangkan kepentingan nasional.
Pada masa kampanye Pemilu 2019, misalnya, tahapan kampanye seharusnya menjadi sarana pendidikan politik bagi pemilih. Namun, lanjut Suryanto, pada faktanya selama 3 bulan pelaksanaan kampanye, narasi kampanye dipenuhi ujaran kebencian, hoaks, fitnah, kampanye hitam, dan perdebatan minim substansi.
"Narasi negatif tersebar secara masif melalui media sosial, bahkan media 'mainstream' (arus utama)," ujarnya.
Suryanto tidak heran bila jargon dan kampanye politik bukan lagi bersifat adu program berbasis data sebagai pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihan, melainkan menonjolkan politik identitas serta suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Tidak pelak lagi, kata Suryanto, sepanjang tahun 2018 energi sebagian besar masyarakat Indonesia terserap ke dalam atmosfer kampanye serta jargon politik para kandidat yang mereka jagokan.
Menyinggung dampaknya pada kehidupan bangsa ini, dia mengemukakan bahwa politik identitas dan SARA sama-sama menimbulkan daya rusak tingggi pada tatanan demokrasi, budaya, dan tradisi masyarakat.
"Hal ini mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar ideologi negara," kata Suryanto.
Berita Terkait
Akademisi: Hasil survei "memaksa" kontestan Pilpres 2019 bekerja keras
Rabu, 27 Maret 2019 9:22 Wib
Telaah - Pencitraan dan kehadiran pemilih di TPS
Selasa, 12 Maret 2019 10:05 Wib
Akademisi: Masyarakat saatnya pegang kontrol kekuasaan
Senin, 11 Maret 2019 9:04 Wib
Dosen STIKOM: Paslon seyogianya tawarkan solusi dalam Debat Pilpres 2019
Sabtu, 26 Januari 2019 7:25 Wib
Kampanye hitam dan partisipasi Pemilu 2019
Minggu, 13 Januari 2019 15:20 Wib
Dosen STIKOM: Peserta Pilpres 2019 kedepankan perdebatan gagasan
Minggu, 13 Januari 2019 8:50 Wib
Dosen STIKOM: Politik saling menjatuhkan turunkan tingkat partisipasi masyarakat
Sabtu, 12 Januari 2019 11:36 Wib
Refleksi tahun politik 2019
Kamis, 3 Januari 2019 13:36 Wib