Solo (Antaranews Jateng) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta menyatakan dampak kebakaran Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, pada Senin (29/10) tergantung seberapa cepat penanganan pemerintah.
"Perdagangan merupakan salah satu sektor yang mendukung perekonomian di Soloraya. Seberapa cepat bisa `recovery` (pemulihan kebakaran) itu maka dampaknya terhadap perekonomian akan relatif kecil," kata Kepala BI KPw Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Selasa.
Ia mengatakan penanganan tersebut salah satunya dalam bentuk pasar darurat. Menurut dia, makin cepat disediakannya pasar darurat maka akan makin cepat pula pedagang melakukan aktivitas jual beli.
Ia mengatakan ada empat kelompok yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi di Soloraya, yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Dalam hal ini, dikatakannya, perdagangan termasuk Pasar Legi.?
Ia mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Kepala Pasar Legi. Menurut dia, kebakaran tidak mengenai komoditas pokok, seperti beras, telur, bawang putih, bawang merah, dan cabai.
"Komoditas tersebut memberikan sumbangan cukup besar terhadap inflasi. Jadi mudah-mudahan kebakaran ini tidak terlalu berdampak pada inflasi yang tinggi," katanya.
Ia mengatakan untuk mengendalikan inflasi Kota Solo pascakebakaran Pasar Legi, ada empat hal yang harus dipastikan, yaitu ketersediaan pasokan, komunikasi yang efektif, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga.
"Pasar Legi kan termasuk pasar induk, jadi 4 K ini yang akan kami lihat," katanya.
Saat ini angka inflasi di Kota Solo sampai dengan September 2018 mencapai 2,68 persen. Menurut dia, angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan nasional 2,88 persen dan inflasi Jawa Tengah 2,79 persen.
"Pada prinsipnya kami dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah akan coba jaga inflasi tetap di angka ini. Sedangkan untuk angka pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen," katanya.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di Pasar Legi akibat korsleting listrik melalap ratusan kios yang ada di lantai satu maupun dua pasar tersebut.
Kondisi tersebut berdampak pada lumpuhnya aktivitas salah satu pasar terbesar di Kota Solo ini.