Siswa SLB Kudus bersedekah sampah untuk korban gempa Palu (VIDEO)
Kudus (Antaranews Jateng) - Ratusan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purwosari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan sedekah sampah, yang hasil penjualannya disumbangkan kepada korban gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat.
Meskipun sebagian besar merupakan siswa berkebutuhan khusus, mulai dari tunanetra, tunarungu, autisme, tunagrahita, dan down sindrom, mereka tetap antusias untuk mengumpulkan sampah.
Menurut salah seorang guru SLB Negeri Purwosari Kudus Viena Widayanti di Kudus, Jumat, sedekah sampah tersebut merupakan inisiatif sekolah menyusul adanya gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
"Karena sekolah selama ini bekerja sama dengan komunitas (plastik) kresek, maka kami mencoba berkomunikasi terkait kemungkinan melakukan sedekah sampah dan hasilnya mereka bersedia mengelolanya," ujarnya.
Upaya pengumpulan sampah, katanya, dimulai sejak sepekan sehingga 180 siswa memiliki kesempatan mengumpulkan sampah setiap harinya atau beberapa hari sekali sesuai kemampuan dalam mendapatkan sampah botol bekas air mineral. Botol bekas air mineral dijual Rp3.000/kg.
Uang hasil penjualan disumbangkan kepada korban gempa di Sulawesi Tengah.
Jumlah sampah botol bekas air mineral yang terkumpul hari ini (19/10), kata dia, mencapai 19 kilogram, sedangkan hasil pengumpulan sebelumnya juga hampir sama sehingga untuk sementara terkumpul 40-an kg.
Meskipun sebagian besar merupakan siswa berkebutuhan khusus, mulai dari tunanetra, tunarungu, autisme, tunagrahita, dan down sindrom, mereka tetap antusias untuk mengumpulkan sampah.
Menurut salah seorang guru SLB Negeri Purwosari Kudus Viena Widayanti di Kudus, Jumat, sedekah sampah tersebut merupakan inisiatif sekolah menyusul adanya gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
"Karena sekolah selama ini bekerja sama dengan komunitas (plastik) kresek, maka kami mencoba berkomunikasi terkait kemungkinan melakukan sedekah sampah dan hasilnya mereka bersedia mengelolanya," ujarnya.
Upaya pengumpulan sampah, katanya, dimulai sejak sepekan sehingga 180 siswa memiliki kesempatan mengumpulkan sampah setiap harinya atau beberapa hari sekali sesuai kemampuan dalam mendapatkan sampah botol bekas air mineral. Botol bekas air mineral dijual Rp3.000/kg.
Uang hasil penjualan disumbangkan kepada korban gempa di Sulawesi Tengah.
Jumlah sampah botol bekas air mineral yang terkumpul hari ini (19/10), kata dia, mencapai 19 kilogram, sedangkan hasil pengumpulan sebelumnya juga hampir sama sehingga untuk sementara terkumpul 40-an kg.