Semarang (Antaranews Jateng) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menyarankan keberadaan Pasar Ikan Kenari yang berlokasi di Jalan Kenari Semarang , Jawa Tengah, jangan dipindah.
"Ingatan saya langsung tertuju pada masa lalu. Memang telah menjadi ikon bahwa di Jalan Kenari jadi pasar ikan hias," kata Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Agus Riyanto Slamet di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya saat menerima perwakilan pedagang ikan hias di Pasar Ikan Kenari Semarang yang mengadu Komisi B DPRD Kota Semarang terkait rencana relokasi.
Dijelaskan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Pasar Ikan Kenari sudah menjadi ikon di Kota Semarang sejak dulu sehingga sebaiknya tetap dipertahankan dengan penataan-penataan.
Terlebih, ia juga pernah berjualan ikan hias semasa berkuliah untuk membantu membiayai kuliahnya dengan berkulakan di Pasar Ikan Kenari sehingga sudah sedemikian paham.
"Tahun 1985 pas kuliah, saya nyambi jualan ikan hias. Saya belinya di Jalan Kenari dekat Pasar Johar. Jualannya saya pindah-pindah, tetapi Alhamdulillah laku terus," katanya.
Sejak dulu, kata dia, Pasar Ikan Kenari menjadi jujukan banyak pedagang untuk berkulakan atau mengisi stok dagangan sehingga keberadaannya sangat penting dan strategis.
Agus mengusulkan agar dilakukan penataan dengan dibangunkan shelter-shelter agar rapi karena di area tersebut hanya dilakukan perbaikan drainase terkait revitalisasi kawasan Kota Lama.
"Jika ada penggusuran pedagang pasti rakyat kecil atau pedagang jadi korbannya. Tapi jika memang harus dipindah jangan sampai menyengsarakan pedagang. Harus didukung sarana prasarana yang memadai," katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Ikan Hias Kenari Chafidin meminta relokasi tidak dilakukan sebelum ditemukan solusi atas nasib para pedagang Pasar Ikan Kenari.
"Jika disuruh pindah selama proses revitalisasi, kami bersedia. Dengan catatan, harus jelas dulu, jangan abu-abu. Setelah jadi, kami minta bisa berjualan kembali di sini," katanya.
Dari datanya, kata dia, setidaknya ada 50 pedagang yang berjualan di Pasar Ikan Kenari sejak 1991 yang sekarang ini membayar retribusi secara rutin Rp4.000/hari.
Lokasi yang ditempati pedagang saat ini merupakan daerah perdagangan yang strategis, lanjut dia, apalagi dekat dengan Pasar Johar yang tengah direvitalisasi.
"Kami berharap pemerintah memperhatikan pasar ikan hias ini. Bahkan, kami pun siap jika diminta membangun `shelter` secara swadaya karena pasar ini bisa melengkapi Kota Lama dan Pasar Johar," katanya.
Berita Terkait
Pilkada Jateng, Gerindra harus koalisi meski perolehan kursi di DPRD
Senin, 11 Maret 2024 21:15 Wib
DPRD Semarang pastikan kinerja legislatif tak terganggu usai pemilu
Sabtu, 9 Maret 2024 8:03 Wib
PSI ungguli partai senior di Semarang, KPU tunggu arahan pusat
Kamis, 7 Maret 2024 5:24 Wib
Masyarakat aksi di depan DPRD Surakarta dukung "Pemilu Adem No Curang"
Jumat, 1 Maret 2024 18:03 Wib
Ketua DPRD Jateng kumpulkan puluhan dalang di Karanganyar
Kamis, 1 Februari 2024 15:29 Wib
Wali kota : Eksekutif-legislatif harus selaras mengemban aspirasi warga
Rabu, 31 Januari 2024 9:59 Wib
Revitalisasi kawasan Pecinan Kota Semaran didukung DPRD
Jumat, 26 Januari 2024 6:15 Wib
Pemkot-DPRD Kota Pekalongan kaji kenaikan tarif retribusi pasar
Rabu, 17 Januari 2024 18:23 Wib