Pembatik Solo didorong ciptakan motif kekinian
Solo (Antaranews Jateng) - Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) mendorong para pembatik mampu menciptakan motif baru untuk mencerminkan Solo yang kekinian.
"Selama ini motif batik Solo masih tradisional, seperti parang, kawung, dan sidomukti, tetapi untuk motif Solo kontemporer belum ada," kata Ketua FPKBL Alpha Fabela Priyamono di Solo, Selasa.
Ia mengatakan untuk motif kontemporer ini pembatik bisa mengambil simbol apapun yang identik dengan Kota Solo. Meski demikian, harus dipastikan bahwa ide tersebut original atau tidak meniru motif yang sudah dibuat oleh pembatik lain.?
"Simbol ini misalnya kalau di Jakarta ada batik motif Monas. Jadi memang perlu ditambah motif kekinian agar menjadi identitas baru Kota Solo," katanya.
Selanjutnya, para pembatik bisa mendaftarkan hak ciptanya untuk memastikan siapa pencipta batik tersebut.
Alpha yang merupakan pemilik Toko Batik Mahkota ini mengaku sudah pernah mendaftarkan 20 motif batik ciptaannya untuk memperoleh hak cipta. Meski demikian, hanya 12 di antaranya yang lolos dan tercatat merupakan ciptaannya.
"Yang keluar legalitasnya 12 motif, dulu saya dibantu Dinas Koperasi dan UMKM. Banyak yang tidak lolos karena motif harus original," katanya.
Ia mengatakan beberapa motif batik ciptaannya, di antaranya bernama batik arsitektur, super maestro, dan maestro.?
Pihaknya berharap dengan makin banyaknya motif baru, akan makin banyak pula pilihan untuk masyarakat. Dengan demikian, dapat mendongkrak penjualan batik di Kota Solo.