Solo (Antaranews Jateng) - Penerapan kios Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kurang tepat karena berpotensi menjadi pesaing pedagang pasar, kata ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim.
"Untuk terjun langsung dan berjualan seperti itu di pasar saya kira tidak sesuai dengan konteks TPID," katanya di Solo, Jumat.
Menurut dia, TPID hanya perlu memastikan distribusi barang berjalan lancar agar harga stabil dan melakukan operasi pasar jika diperlukan.
Artinya, ucap dia, ketika harga mulai bergejolak, TPID bisa melakukan operasi pasar.
"Itupun harus sesuai dengan permintaan pemerintah daerah dan TPID tidak melakukan langsung tetapi menunjuk instansi terkait, seperti Bulog dan PPI," katanya.
Mengenai tugas TPID memastikan lancarnya distribusi, katanya, seharusnya cukup mengoptimalkan hasil kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana instansi itulah yang melakukan survei di lapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya.
"Termasuk pada distribusi barang jika memang ada masalah akan bisa diketahui dari hasil survei tersebut. Selanjutnya TPID bisa menindaklanjuti, misalnya kendala distribusi ada di transportasi, harus segera dipastikan solusi dan prediksi selesainya permasalahan tersebut," katanya.
Dengan begitu, TPID bisa langsung memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan kendala yang terjadi dan juga harus memastikan dalam berapa lama lagi kondisi tersebut bisa membaik.
Ia mengatakan hal itu dilakukan untuk mencegah "panic buying" di masyarakat karena kepanikan tersebut justru hanya akan berdampak pada inflasi tinggi mengingat pembelian dari masyarakat pasti tidak akan bisa dikendalikan.
"Itulah peranan TPID yang seharusnya, yaitu mencegah informasi yang tidak simetris," katanya.
Sebelumnya, TPID Surakarta berencana membuka 20 kios TPID di sejumlah pasar tradisional untuk memastikan lancarnya distribusi komoditas pokok khususnya yang berkontribusi besar terhadap inflasi.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo mengatakan sebagai percontohan dalam waktu dekat kios akan dibuka di tiga pasar tradisional, yaitu Pasar Gede, Pasar Legi, dan Pasar Nusukan.
Berita Terkait
Ekonom UNS ini bagikan tips cara mengelola THR
Kamis, 28 Maret 2024 8:28 Wib
Ekonom UMS : BUMN dibutuhkan negara
Rabu, 7 Februari 2024 9:00 Wib
Inflasi hijau ini tanggapan ekonom UNS
Senin, 22 Januari 2024 19:00 Wib
Wali Kota Semarang pastikan perbaikan infrastruktur dukung sektor industri
Jumat, 16 Juni 2023 7:41 Wib
Akademisi : G20 naikkan nilai tawar Indonesia dalam geopolitik global
Selasa, 15 November 2022 20:23 Wib
Akademisi UMS : Indonesia perlu lakukan diversifikasi energi
Minggu, 4 September 2022 18:26 Wib
Ekonom: Kenaikan BBM idealnya maksimal 25 persen
Selasa, 30 Agustus 2022 18:44 Wib
Ekonom UNS minta peralihan ke kompor listrik jangan bebani masyarakat
Jumat, 24 Juni 2022 19:27 Wib