Solo (Antaranews Jateng) - Ekonom dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim mengatakan langkah Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan "seven day reverse repo rate" atau suku bunga acuan sudah tepat untuk mempertahankan investor di dalam negeri.
"Paling tidak kebijakan ini dapat menahan para investor untuk mempertahankan investasinya di dalam negeri. Serta menjaga depresiasi mata uang rupiah agar tidak makin terpuruk akibat kondisi perekonomian global yang belum stabil," katanya di Solo, Kamis.
Adapun, terkait dengan kenaikan suku bunga acuan tersebut BI melakukannya secara bertahap, terakhir terjadi kenaikan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,50 persen.
"Strategi menaikkan suku bunga ini dapat mengantisipasi adanya "capital outflow" karena para pemodal betah di Indonesia. Mereka tidak lari ke luar negeri," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, langkah tersebut juga memberikan dampak negatif khususnya terhadap sektor riil mengingat perbankan pasti juga akan melakukan penyesuaian suku bunga.
Ia mengatakan akibat kebijakan tersebut biaya produksi bagi pelaku usaha akan ikut membengkak. Selain itu, dikatakannya, penyaluran??kredit dan "non performing loan" (NPL) atau angka kredit macet berpotensi mengalami kenaikan.?
"Dengan adanya kenaikan suku bunga ini tentu pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat," katanya.
Sementara itu, terkait hal tersebut Branch Manager BTN Kantor Cabang Surakarta Rr Anggraini mengatakan saat ini BTN sudah melakukan penyesuaian suku bunga.
"Salah satunya untuk suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR), yaitu dari sebelumnya hanya 8 persen fix selama tiga tahun saat ini menjadi 8,25 persen," katanya.
Berita Terkait
Ekonom UNS ini bagikan tips cara mengelola THR
Kamis, 28 Maret 2024 8:28 Wib
Ekonom UMS : BUMN dibutuhkan negara
Rabu, 7 Februari 2024 9:00 Wib
Inflasi hijau ini tanggapan ekonom UNS
Senin, 22 Januari 2024 19:00 Wib
Wali Kota Semarang pastikan perbaikan infrastruktur dukung sektor industri
Jumat, 16 Juni 2023 7:41 Wib
Akademisi : G20 naikkan nilai tawar Indonesia dalam geopolitik global
Selasa, 15 November 2022 20:23 Wib
Akademisi UMS : Indonesia perlu lakukan diversifikasi energi
Minggu, 4 September 2022 18:26 Wib
Ekonom: Kenaikan BBM idealnya maksimal 25 persen
Selasa, 30 Agustus 2022 18:44 Wib
Ekonom UNS minta peralihan ke kompor listrik jangan bebani masyarakat
Jumat, 24 Juni 2022 19:27 Wib