Solo (Antara Jateng) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memahami laporan keuangan untuk mengembangkan usahanya.
"Kami memberikan pelatihan mengenai pencatatan keuangan untuk pemasaran secara 'online'," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di sela kegiatan pelatihan di Kantor BI Surakarta, Rabu.
Ia mengatakan pada pelatihan tersebut para pelaku UMKM dikenalkan program SI APIK yang merupakan pencatatan keuangan secara "online" berbasis android yang diluncurkan oleh Bank Indonesia.
"Aplikasi ini mempermudah UMKM melakukan pencatatan secara 'online'," katanya.
Ia mengatakan sebagai gambaran pada aplikasi tersebut berapapun pengeluaran pelaku UMKM dicatat dalam sistem tersebut dan otomatis sistem tersebut akan membentuk semacam neraca yang menyebutkan tentang kondisi finansial atau keuangan UMKM tersebut termasuk rasionya.
"Ini penting karena melihat selama ini ada 'information gap' antara perbankan dan UMKM. Membuat perbankan kesulitan memilih mana UMKM yang sudah 'bankable' dan mana yang belum," katanya.
Adapun, dikatakannya, untuk pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari beragam usaha, mulai dari industri kreatif lokal hingga berbasis ekspor seperti rotan dan tembaga.
Ia mengatakan alasan BI melakukan hal itu karena melihat pangsa kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah.
"Pada dasarnya pelatihan ini penting untuk membantu pengembangan UMKM serta mendorong peningkatan potensi akses kredit ke perbankan dan mendukung target pencapaian realisasi kredit UMKM 20 persen pada tahun 2018," katanya.
Menurut dia, melalui peningkatan wawasan pelaku UMKM dalam menyusun strategi pemasaran dan tips pemasaran khususnya dalam memanfaatkan teknologi "online" diharapkan jangkauan pasar menjadi tidak terbatas lokasi dan dapat mendukung target keuangan inklusif 75 persen pada tahun 2019.