Semarang (Antaranews Jateng) - Setidaknya 72 unit bus rapid transit (BRT) Transsemarang bakal dipasangi konverter compressed natural gas (CNG) untuk menekan emisi gas buang yang dikeluarkan dari proses pembakaran.
"Ini merupakan bagian kerja sama kami dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat ujicoba BRT Transsemarang sebelum dan sesudah menggunakan CNG di Semarang, Selasa.
Sebanyak 72 unit BRT Transsemarang yang dipasangi konverter itu, kata dia, meliputi Koridor I, V, VI, dan VII, serta yang menuju ke bandara dengan pemasangan yang ditargetkan selesai 31 Desember 2018.
Menurut dia, upaya pemasangan konverter CNG untuk mengombinasi solar tersebut merupakan wujud untuk menyediakan transportasi massal yang ramah lingkungan di Kota Semarang, dimulai dari BRT Trans Semarang.
Selain menekan emisi gas buang, politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengatakan pemasangan konverter CNG pada BRT Trans Semarang juga bisa menekan biaya operasional yang harus dikeluarkan.
Untuk solar, kata dia, biaya yang harus dikeluarkan per liternya berkisar di angka Rp5.150 untuk jarak tempuh 2,5 kilometer pada bus besar dan 3,5 kilometer, sementara dengan konverter CNG lebih irit.
Dari kerja sama tersebut, disepakati kedua belah pihak akan menanggung bersama biaya konversi armada BRT Trans Semarang ke CNG yang dikalkulasi membutuhkan setidaknya Rp10 miliar.
"Pemkot Semarang mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 sebesar 50 persen. Artinya, dari Rp10 miliar, pemerintah akan menanggung sekitar Rp5 miliar," katanya.
Dari hasil uji emisi itu, Hendi mengatakan bahwa kualitas gas buang semakin baik, yakni emisi dari angka 44,2 persen bisa turun hingga 12,5 persen sehingga bisa menjadi transportasi umum ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala Divisi Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Toyama Toshin Takata menjelaskan pihaknya menggelontorkan sedikitnya 36 juta Yen untuk menciptakan transportasi ramah lingkungan.
Dengan berkurangnya emisi gas buang, kata dia, udara dan lingkungan Kota Semarang akan lebih terjaga secara baik, sekaligus bisa semakin mempererat hubungan antara Indonesia-Jepang, khususnya Semarang-Toyama.
Mengenai konversi itu, Toshin mengatakan tidak seluruhnya bahan bakar solar akan tergantikan dengan gas (CNG), tetapi komposisi solar memang berkurang menjadi 30 persen, sementara 70 persennya adalah CNG.
Pemasangan konverter CNG itu, dikatakannya, mampu menekan penggunaan bahan bakar solar sampai 70 persen, sementara tenaga yang dihasilkan justru mengalami peningkatan sampai 30 persen.
Berita Terkait
Korlantas Polri hentikan skema satu arah di Tol Trans Jawa
Selasa, 9 April 2024 16:04 Wib
Konsumsi BBM di Tol Trans Jawa ruas Jateng melonjak 334 persen
Senin, 8 April 2024 21:46 Wib
PLN gandeng pemangku kepentingan cek kesiapan SPKLU di Tol Trans Jawa
Rabu, 3 April 2024 14:26 Wib
Jasa Marga akan berlakukan diskon tarif 20 persen Tol Trans Jawa
Senin, 1 April 2024 10:13 Wib
Bappeda: Pembuatan jalur khusus Trans Semarang mulai 2025
Kamis, 4 Januari 2024 10:07 Wib
Bus Trans Semarang tetap beroperasi normal sambut tahun baru
Minggu, 31 Desember 2023 15:26 Wib
Arus balik kendaraan di Tol Trans Jawa
Jumat, 29 Desember 2023 17:43 Wib
Pemkot remajakan armada BRT Semarang pada 2024
Jumat, 17 November 2023 21:15 Wib