Magelang (Antaranews Jateng) - Sebanyak tiga mahasiswa Universitas Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, menciptakan mesin pengolah limbah makanan dari restoran menjadi pakan ternak yang diberi nama "Si Embah" melalui? Program Kreativitas Mahasiswa Teknologi tahun 2018.
"Si Embah" mengurangi kuantitas limbah organik karena semakin banyak limbah organik di lingkungan akan menambah jumlah gas metana dan sangat berbahaya karena gas metana merupakan bahan yang mudah terbakar, kata salah satu mahasiswa itu, Yogie Akhmad Syamsuddin, dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat.
Mahasiswa Fakultas Teknik Untidar itu, bersama dua mahasiswa lainnya, Sukarno (Fakultas Ekonomi) dan Muhammad Nahar (Fakultas Teknik) sebagai satu tim dalam program tersebut, sebelumnya melakukan survei terkait dengan pelaksanaan program itu.
Ia menyebut jumlah rumah makan atau restoran cepat saji makin bertambah. Kegiatan usaha tersebut menghasilkan sampah organik cukup banyak dan beragam, antara lain nasi, sayuran, roti, buah, dan tulang ayam.
"Ditemukan fakta bahwa mayoritas limbah rumah makanan belum diolah atau hanya dibuang. Tren makanan cepat saji serba ayam menghasilkan limbah tulang ayam yang cukup besar. Mayoritas belum mengolah atau memanfaatkan limbah tersebut," kata Yogie.
Ia menjelaskan tulang ayam sebagai limbah dengan kandungan anorganik cukup tinggi. Komposisi kimiawi penyusun tulang berdasarkan persentase berat, terdiri atas 69 persen komponen anorganik, 22 persen matrik organik, dan sembilan persen air. Kandungan 69 persen anorganik bisa dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dan fosfor yang baik untuk pertumbuhan ternak.
Hingga saat ini, katanya, umumnya cobek digunakan untuk menghancurkan sisa makanan cepat saji yang hasilnya kurang optimal. Misalnya untuk tulang ayam masih berukuran relatif besar, sedangkan pakan olahan untuk hewan peliharaan dan ternak butuh pakan yang halus.
Ia menjelaskan tentang "Si Embah" yang pengertiannya sebagai Sistem Pereduksi Limbah Sisa Makanan Restoran Cepat Saji yang menggunakan motor penggerak berupa motor ac 1/2 hp 1.400 rpm dihubungkan langsung oleh dua "pulley", diteruskan oleh "v belt" ke mesin penghancur utama dan blender, sedangkan "bevel gear" di bagian bawah blender mengubah arah putaran 90 derajat untuk memutar mata pisau blender. Di bagian bawah mesin penghancur utama terdapat saringan ukuran empat milimeter.
Jika limbah belum hancur, kata dia, akan terus tergiling sampai ukurannya lebih kecil dari ukuran saringan. Limbah yang telah masuk mesin penghancur utama dan melewati proses penggilingan akan langsung tersalurkan ke blender.
"Hal tersebut akan memperoleh keefektifan operasional, hemat waktu, dan hasil kehalusan dari limbah yang optimal," katanya.
Ia menjelaskan "Si Embah" dapat mereduksi limbah makanan, bahkan tulang ayam yang cukup keras.
"Hasil penggilingan sisa makanan kemudian bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Tak hanya mereduksi limbah namun hasil pengilingan bisa dijual kembali menjadi pakan ternak. Kandungan kalsium yang cukup tinggi pada tulang ayam dapat membantu tumbuh kembang ternak," kata dia.
Berita Terkait
Prodi Akuakultur UMP siap kembangkan bakat di bidang akuakultur
Rabu, 24 April 2024 16:05 Wib
Membangun masa depan bersama Pendidikan Geografi UMP, pilihan cerdas mahasiswa baru
Rabu, 24 April 2024 15:52 Wib
UMP buka peluang bagi yang berminat jadi guru PAUD
Rabu, 24 April 2024 15:41 Wib
Mapala Satria UMP terlibat dalam kunjungan SARMMI ke Timor Leste
Senin, 22 April 2024 14:42 Wib
Perempuan juru parkir sukses kuliahkan anaknya hingga lulus PGSD UMP
Senin, 22 April 2024 14:35 Wib
UMP peroleh posisi unggul di Jawa Tengah dalam Program Kreativitas Mahasiswa
Senin, 22 April 2024 14:20 Wib
Ketua Muda Tata Usaha Negara MA dapat gelar profesor dari Undip
Minggu, 21 April 2024 6:12 Wib
Unnes akan berikan Konservasi Award bagi tokoh peduli lingkungan
Jumat, 19 April 2024 8:24 Wib