September, pembangunan Bendungan Logung ditarget rampung
Kudus (Antaranews Jateng) - Pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditargetkan bisa selesai September 2018 karena saat ini pembangunan bendungan sudah mencapai 86 persen.
"Untuk saat ini pekerjaan yang sedang berlangsung berupa penimbunan bendungan," kata Manajer Proyek Bendungan Logung Hernowo Andrianto di Kudus, Rabu.
Sementara untuk pekerjaan pembuatan bangunan pelimpah (spillway), katanya, sudah selesai dikerjakan sehingga dilanjutkan dengan penimbunan bendungan.
Demikian halnya, lanjut dia, pemasangan pipa pesat (Penstock) juga sudah dikerjakan, sedangkan yang tengah disiapkan yakni untuk pemasangan hollow jet.
Rencananya, kata dia, hollow jet tersebut akan menjalani pengujian pada Jumat (13/7), kemudian Sabtu (14/7) dikirim ke lokasi pembangunan bendungan.
Untuk penimbunan bendungan, katanya, ditargetkan selesai September 2018, selanjutnya bisa dilanjutkan dengan impounding (pengisian awal) bendungan.
"Karena pekerjaan fisik telah selesai, selanjutnya dilakukan pekerjaan elektrikel dan generator set juga tengah disiapkan," ujarnya.
Karena cuaca saat ini sangat mendukung, kata dia, penimbunan memang dimaksimalkan karena ketika turun hujan penimbunan bendungan tentunya mengganggu sehingga bisa mempengaruhi target penimbunan.
"Berdasarkan perhitungan data curah hujan yang ada, diharapkan satu musim penghujan mencukupi untuk pengisian bendungan," ujarnya.
Musim penghujan nantinya, kata dia, memiliki intensitas jauh lebih tinggi, dibandingkan 20-an tahun sebelumnya dan tahun depan diharapkan intensitasnya lebih tinggi lagi.
Elevasi yang direncanakan selama semusim, katanya, bisa mencapai elevasi 74 sehingga sudah masuk ke saluran irigasi, setelah itu pada elevasi 85 bisa limpas ke spillway.
Pada elevasi 74, kata dia, tidak hanya bisa melimpas ke saluran irigasi, melainkan mengalir pula ke saluran air baku yang akan dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Kudus.?
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan kesiapan dari PDAM untuk melakukan pemasangan karena pada elevasi 74 sudah bisa masuk ke inlet sumber air baku.
Pembangunan Bendungan Logung yang berada di Desa Tanjungrejo, Honggosoco (Kecamatan Jekulo) dan Desa Kandangmas serta Rejosari (Kecamatan Dawe) itu, sempat terkendala sengketa lahan karena pemilik lahan belum menerima nilai kompensasi yang ditawarkan pemerintah kabupaten setempat.
Sejumlah warga juga menempuh upaya hukum untuk menuntut ganti untung lahan sesuai harga jual di pasaran, namun putusan kasasi Mahkamah Agung memutuskan bahwa Pemkab Kudus diminta membayar ganti rugi lahan sesuai hasil penawaran sebelumnya sebesar Rp28.000 per meter persegi untuk tanah miring dan Rp31.000/meter persegi untuk tanah datar.
Putusan MA tersebut merevisi putusan Pengadilan Negeri Kudus serta tingkat banding.?
Lahan yang dibangun bendungan seluas 196 hektare, tersebar di Desa Tanjungrejo dan Honggosoco (Kecamatan Jekulo), Kandangmas dan Rejosari (Kecamatan Dawe) serta lahan Perhutani.
Mega proyek pembangunan Bendungan Logung tersebut dengan nilai kontrak tahun jamak dianggarkan oleh Pemerintah Pusat lewat APBN sebesar Rp604,15 miliar, meliputi biaya konstruksi sebesar Rp584,94 miliar, sedangkan biaya supervisi sebesar Rp19,21 miliar.
"Untuk saat ini pekerjaan yang sedang berlangsung berupa penimbunan bendungan," kata Manajer Proyek Bendungan Logung Hernowo Andrianto di Kudus, Rabu.
Sementara untuk pekerjaan pembuatan bangunan pelimpah (spillway), katanya, sudah selesai dikerjakan sehingga dilanjutkan dengan penimbunan bendungan.
Demikian halnya, lanjut dia, pemasangan pipa pesat (Penstock) juga sudah dikerjakan, sedangkan yang tengah disiapkan yakni untuk pemasangan hollow jet.
Rencananya, kata dia, hollow jet tersebut akan menjalani pengujian pada Jumat (13/7), kemudian Sabtu (14/7) dikirim ke lokasi pembangunan bendungan.
Untuk penimbunan bendungan, katanya, ditargetkan selesai September 2018, selanjutnya bisa dilanjutkan dengan impounding (pengisian awal) bendungan.
"Karena pekerjaan fisik telah selesai, selanjutnya dilakukan pekerjaan elektrikel dan generator set juga tengah disiapkan," ujarnya.
Karena cuaca saat ini sangat mendukung, kata dia, penimbunan memang dimaksimalkan karena ketika turun hujan penimbunan bendungan tentunya mengganggu sehingga bisa mempengaruhi target penimbunan.
"Berdasarkan perhitungan data curah hujan yang ada, diharapkan satu musim penghujan mencukupi untuk pengisian bendungan," ujarnya.
Musim penghujan nantinya, kata dia, memiliki intensitas jauh lebih tinggi, dibandingkan 20-an tahun sebelumnya dan tahun depan diharapkan intensitasnya lebih tinggi lagi.
Elevasi yang direncanakan selama semusim, katanya, bisa mencapai elevasi 74 sehingga sudah masuk ke saluran irigasi, setelah itu pada elevasi 85 bisa limpas ke spillway.
Pada elevasi 74, kata dia, tidak hanya bisa melimpas ke saluran irigasi, melainkan mengalir pula ke saluran air baku yang akan dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Kudus.?
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan kesiapan dari PDAM untuk melakukan pemasangan karena pada elevasi 74 sudah bisa masuk ke inlet sumber air baku.
Pembangunan Bendungan Logung yang berada di Desa Tanjungrejo, Honggosoco (Kecamatan Jekulo) dan Desa Kandangmas serta Rejosari (Kecamatan Dawe) itu, sempat terkendala sengketa lahan karena pemilik lahan belum menerima nilai kompensasi yang ditawarkan pemerintah kabupaten setempat.
Sejumlah warga juga menempuh upaya hukum untuk menuntut ganti untung lahan sesuai harga jual di pasaran, namun putusan kasasi Mahkamah Agung memutuskan bahwa Pemkab Kudus diminta membayar ganti rugi lahan sesuai hasil penawaran sebelumnya sebesar Rp28.000 per meter persegi untuk tanah miring dan Rp31.000/meter persegi untuk tanah datar.
Putusan MA tersebut merevisi putusan Pengadilan Negeri Kudus serta tingkat banding.?
Lahan yang dibangun bendungan seluas 196 hektare, tersebar di Desa Tanjungrejo dan Honggosoco (Kecamatan Jekulo), Kandangmas dan Rejosari (Kecamatan Dawe) serta lahan Perhutani.
Mega proyek pembangunan Bendungan Logung tersebut dengan nilai kontrak tahun jamak dianggarkan oleh Pemerintah Pusat lewat APBN sebesar Rp604,15 miliar, meliputi biaya konstruksi sebesar Rp584,94 miliar, sedangkan biaya supervisi sebesar Rp19,21 miliar.