Mahasiswa dan santri di Wonosobo ikuti pelatihan jurnalistik
Wonosobo (Antaranews) - Sebanyak 50 mahasiswa dan santri mengikuti pelatihan jurnalistik di kampus Universitas Sains Al Quran (Unsiq) yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Kadis Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro, di Wonosobo, Kamis, mengatakan pelatihan jurnalistik untuk mendidik kalangan cendekiawan muda di lingkungan kampus agar lebih paham dengan dunia kewartawanan.
"Jurnalistik merupakan bidang strategis mengingat dari para jurnalislah, informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, diproses sehingga layak untuk menjadi referensi atau acuan yang dapat dipercaya," katanya.
Ia mengatakan para santri dan mahasiswa sebagai calon-calon cendekiawan yang bakal berperan mendukung pembangunan di masa mendatang, maka sepatutnya mendapat pembelajaran yang baik perihal ilmu jurnalistik, mengingat nantinya mereka juga perlu berbagi informasi, khususnya di masing-masing bidang digeluti.
Selama masa pembelajaran di pesantren maupun di kampus, katanya, banyak sekali kegiatan yang mestinya dapat dijadikan sebagai materi jurnalistik.
"Jangan ragu untuk mulai menulis di media massa setelah pelatihan ini, agar publik juga paham dengan apa saja aktivitas di lingkungan kampus dan pesantren," katanya.
Rektor Unsiq, Muchotob Hamzah menyampaikan pentingnya kalangan kampus memahami ilmu jurnalistik.
"Di era moderen sekarang ini banyak beredar berita dengan konten yang tidak dapat dipercaya atau berita bohong alias hoaks," katanya.
Ia mengatakan dengan mendapat materi jurnalistik yang baik dan benar dari para instruktur berkompeten di masing-masing bidang, diharapkan agar para mahasiswa bersedia turut menangkal hoaks.
Ia mengemukakan, tidak hanya di media utama seperti cetak maupun televisi. Para mahasiswa dan santri diharapkan juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan berita dan informasi yang baik dan benar serta akurat untuk publik.
"Hal itu penting karena saat ini media sosial memiliki pengaruh cukup kuat dalam hal pembentukan opini masyarakat," katanya.
Bupati Wonosobo, Eko Purnomo saat membuka pelatihan tersebut berharap melalui pendidikan singkat yang digelar Diskominfo dan PWI para peserta mampu mengaplikasikan ilmu untuk mendukung pembangunan daerah.
"Saya atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pelatihan ini dan berharap agar nantinya para peserta benar-benar memanfaatkannya untuk belajar dengan para mentor yang sudah berpengalaman di bidang jurnalistik," katanya.
Kadis Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro, di Wonosobo, Kamis, mengatakan pelatihan jurnalistik untuk mendidik kalangan cendekiawan muda di lingkungan kampus agar lebih paham dengan dunia kewartawanan.
"Jurnalistik merupakan bidang strategis mengingat dari para jurnalislah, informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, diproses sehingga layak untuk menjadi referensi atau acuan yang dapat dipercaya," katanya.
Ia mengatakan para santri dan mahasiswa sebagai calon-calon cendekiawan yang bakal berperan mendukung pembangunan di masa mendatang, maka sepatutnya mendapat pembelajaran yang baik perihal ilmu jurnalistik, mengingat nantinya mereka juga perlu berbagi informasi, khususnya di masing-masing bidang digeluti.
Selama masa pembelajaran di pesantren maupun di kampus, katanya, banyak sekali kegiatan yang mestinya dapat dijadikan sebagai materi jurnalistik.
"Jangan ragu untuk mulai menulis di media massa setelah pelatihan ini, agar publik juga paham dengan apa saja aktivitas di lingkungan kampus dan pesantren," katanya.
Rektor Unsiq, Muchotob Hamzah menyampaikan pentingnya kalangan kampus memahami ilmu jurnalistik.
"Di era moderen sekarang ini banyak beredar berita dengan konten yang tidak dapat dipercaya atau berita bohong alias hoaks," katanya.
Ia mengatakan dengan mendapat materi jurnalistik yang baik dan benar dari para instruktur berkompeten di masing-masing bidang, diharapkan agar para mahasiswa bersedia turut menangkal hoaks.
Ia mengemukakan, tidak hanya di media utama seperti cetak maupun televisi. Para mahasiswa dan santri diharapkan juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan berita dan informasi yang baik dan benar serta akurat untuk publik.
"Hal itu penting karena saat ini media sosial memiliki pengaruh cukup kuat dalam hal pembentukan opini masyarakat," katanya.
Bupati Wonosobo, Eko Purnomo saat membuka pelatihan tersebut berharap melalui pendidikan singkat yang digelar Diskominfo dan PWI para peserta mampu mengaplikasikan ilmu untuk mendukung pembangunan daerah.
"Saya atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pelatihan ini dan berharap agar nantinya para peserta benar-benar memanfaatkannya untuk belajar dengan para mentor yang sudah berpengalaman di bidang jurnalistik," katanya.