"Sebetulnya OP itu malah `ngejlokke` (menurunkan, red) harga daging ayam di pedagang. Kami jadi rugi karena kami ambil dari yang biasa memasok sudah mahal," kata salah satu pedagang di Pasar Jongke Sri (38) di Solo, Selasa.
Ia mengatakan harga kotor daging ayam saat ini Rp29.000/kg, sedangkan pedagang menjual ke konsumen Rp40.000/kg. Padahal, pada OP tersebut daging ayam beku dijual dengan harga Rp33.000/kg.
"Jadi kalau kami jual Rp40.000/kg sudah rugi, malah dengan harga kotor segitu kami seharusnya jual daging ayam dengan harga Rp45.000/kg," katanya.
Ia mengatakan tingginya disparitas harga daging ayam yang dijual di kegiatan OP dengan yang dijual pedagang berdampak pada konsumen yang enggan untuk membeli daging ayam di pedagang. Dengan begitu, Sri yang biasanya dalam satu hari bisa menjual antara 40-50 kg, pada hari ini hanya bisa menjual sebagian saja.
"Ini banyak yang saya bawa pulang. Saya juga heran, kemarin yang memasok daging ayam di tempat saya mengatakan harga daging ayam sebentar lagi turun, tapi kok malah terus naik," katanya.
Senada, pedagang lain Siti Alfiah (48) yang biasanya jelang Lebaran bisa menjual daging ayam hingga 2 kuintal, pada hari ini hanya menjual setengahnya.
"Tadi banyak konsumen yang lebih memilih beli daging beku, jadi tempat saya masih sisa. Ini nanti akan saya simpan untuk dijual lagi besok," katanya.
Sementara itu, pelaksanaan OP sendiri merupakan inisiasi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia untuk menurunkan harga daging ayam yang akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan.
Terkait hal itu, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Kementerian Perdagangan Eva Yuliana mengatakan keberatan pada pedagang tentang pelaksanaan OP dapat dipahami.
"Oleh karena itu, kami akan segera mengevaluasi operasi pasar yang bekerja sama dengan Pemkot Surakarta dan peternak mandiri itu. Kami sudah tahu benang merahnya kenapa bisa terjadi demikian," katanya.
Ia juga telah meminta para peternak menetapkan harga jual ayam hidup senilai Rp21.000/kg. Dengan demikian, pedagang di pasar tradisional bisa menjual daging ayam segar dengan harga Rp33.000/kg.
"Sejauh ini, para peternak bersedia memenuhi permintaan itu, tetapi saya melihat para pedagang di pasar tradisional kulakan kepada para pedagang perantara dengan harga cukup tinggi yaitu sekitar Rp27.000/kg untuk ayam hidup sehingga menjual kembali daging ayam segar tetap tinggi sekitar Rp45.000/kg," katanya.
? Ia mengatakan melihat kondisi tersebut yang perlu ditertibkan adalah pedagang perantara yang mengambil keuntungan cukup tinggi.