Akademisi: Sekolah berperan mencegah penyebaran paham radikalisme
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Sekolah memiliki peran strategis dalam membentengi siswa dan mencegah penyebaran paham radikalisme, kata pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Drs Sri Harmianto M.Pd.
"Sekolah memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan siswa," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Dia menjelaskan, untuk membendung paham radikalisme maka siswa harus dibekali pengetahuan bahwa agama mengajarkan untuk menjaga kedamaian dan kebersamaan.
"Sekolah perlu terus menanamkan bahwa agama mengajarkan kedamaian dan kebersamaan di tengah perbedaan," katanya.
Selain itu, kata dia, para siswa harus diberikan pemahaman bahwa semua agama tidak membenarkan tindakan kekerasan dan pemaksaan kehendak.
"Ajak siswa berfikir cerdas bahwa pemaksaan kehendak itu tidak dibenarkan, bahwa tindakan radikal itu tidak dibenarkan," katanya.
Sementara itu, dosen fakultas syariah IAIN Purwokerto Mughni Labib menambahkan bahwa sekolah merupakan salah satu lingkungan yang bertanggung jawab dalam membentuk karakter peserta didik.
"Oleh karena itu penting bagi semua guru untuk dapat menjadi teladan bagi peserta didik, orang Jawa mengatakan guru itu digugu dan ditiru dengan demikian guru harus berperan aktif dalam membentuk karakter yang positif," katanya.
Sebelumnya, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto Muridan mengatakan keluarga juga memiliki peran strategis dalam menangkal dan membentengi anak dari paham radikalisme.
Orangtua, kata dia, harus mengajarkan anak agar memiliki karakter yang penyayang bukan karakter pembenci. "Bangkitkan fitrah positif. Fitrah menyayangi bukan membenci, fitrah berbagi bukan meminta, fitrah saling berbagi bukan individualis."
Membangkitkan fitrah sabar daripada fitrah marah, fitrah berbaik hati hati bukan menyakiti, dan bangkitkan fitrah kerja keras bukan pengeluh, katanya.
"Sekolah memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan siswa," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Dia menjelaskan, untuk membendung paham radikalisme maka siswa harus dibekali pengetahuan bahwa agama mengajarkan untuk menjaga kedamaian dan kebersamaan.
"Sekolah perlu terus menanamkan bahwa agama mengajarkan kedamaian dan kebersamaan di tengah perbedaan," katanya.
Selain itu, kata dia, para siswa harus diberikan pemahaman bahwa semua agama tidak membenarkan tindakan kekerasan dan pemaksaan kehendak.
"Ajak siswa berfikir cerdas bahwa pemaksaan kehendak itu tidak dibenarkan, bahwa tindakan radikal itu tidak dibenarkan," katanya.
Sementara itu, dosen fakultas syariah IAIN Purwokerto Mughni Labib menambahkan bahwa sekolah merupakan salah satu lingkungan yang bertanggung jawab dalam membentuk karakter peserta didik.
"Oleh karena itu penting bagi semua guru untuk dapat menjadi teladan bagi peserta didik, orang Jawa mengatakan guru itu digugu dan ditiru dengan demikian guru harus berperan aktif dalam membentuk karakter yang positif," katanya.
Sebelumnya, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto Muridan mengatakan keluarga juga memiliki peran strategis dalam menangkal dan membentengi anak dari paham radikalisme.
Orangtua, kata dia, harus mengajarkan anak agar memiliki karakter yang penyayang bukan karakter pembenci. "Bangkitkan fitrah positif. Fitrah menyayangi bukan membenci, fitrah berbagi bukan meminta, fitrah saling berbagi bukan individualis."
Membangkitkan fitrah sabar daripada fitrah marah, fitrah berbaik hati hati bukan menyakiti, dan bangkitkan fitrah kerja keras bukan pengeluh, katanya.