Antisipasi kekeringan lahan pertanian, embung jadi solusi logis
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Embung bisa menjadi salah satu solusi mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian, kata Dosen Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ardiansyah.
"Pembuatan embung bisa jadi solusi logis untuk menyimpan air permukaan," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Pembuatan embung, tambah dia, bisa menjadi salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produksi pertanian, terutama di lahan pertanian tadah hujan.
Dia menambahkan, pembuatan embung lebih ekonomis bila dibandingkan dengan penggunaan pompa.
"Penggunaan pompa bisa sangat tidak ekonomis. Tapi kalau program pemerintah menggunakan pompa, artinya biaya akan ditanggung pemerintah, itu tidak masalah," katanya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara Totok Setya Winarno mengatakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, mengantisipasi musim kering dengan membuat sejumlah embung.
Dia menjelaskan, pada saat ini sebagian wilayah masih memiliki aliran sungai atau irigasi.
"Namun keberadaan aliran air masih di bawah dari lahan yang ada, sehingga air tidak dapat naik mengaliri lahan tersebut," katanya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mengupayakan dengan pembuatan embung.
"Tidak hanya itu, untuk mengangkat air juga akan diupayakan bantuan pompa. Jika aliran air dapat naik, maka petani bisa mengolah lahan dengan memilih tanaman sesuai kebutuhan. Jadi petani tidak hanya menanam ketela, tetapi bisa dengan tanaman lain, termasuk sayuran,? katanya.
Sebelumnya, BMKG memprakirakan awal musim kemarau tahun 2018 untuk Kabupaten Banjarnegara diperkirakan mulai bulan juni dasarian dua.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie mengatakan hal tersebut berdasarkan analisa perkembangan dan dinamika atmosfer.
"Diprakirakan kemarau mulai bulan Juni dasarian dua untuk wilayah Kecamatan Batur, sebagian Wanayasa, Kalibening, Pejawaran, Sigaluh, Banjarnegara, Pegedongan, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo, dan Susukan," katanya.
Sementara awal musim kemarau di Kecamatan Karangkobar, Pagentan, Pandanarum, Punggelan, Banjarmangu, Wanadadi dan Rakit diperkirakan mulai bulan Juni dasarian tiga.
"Pembuatan embung bisa jadi solusi logis untuk menyimpan air permukaan," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Pembuatan embung, tambah dia, bisa menjadi salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produksi pertanian, terutama di lahan pertanian tadah hujan.
Dia menambahkan, pembuatan embung lebih ekonomis bila dibandingkan dengan penggunaan pompa.
"Penggunaan pompa bisa sangat tidak ekonomis. Tapi kalau program pemerintah menggunakan pompa, artinya biaya akan ditanggung pemerintah, itu tidak masalah," katanya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara Totok Setya Winarno mengatakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, mengantisipasi musim kering dengan membuat sejumlah embung.
Dia menjelaskan, pada saat ini sebagian wilayah masih memiliki aliran sungai atau irigasi.
"Namun keberadaan aliran air masih di bawah dari lahan yang ada, sehingga air tidak dapat naik mengaliri lahan tersebut," katanya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mengupayakan dengan pembuatan embung.
"Tidak hanya itu, untuk mengangkat air juga akan diupayakan bantuan pompa. Jika aliran air dapat naik, maka petani bisa mengolah lahan dengan memilih tanaman sesuai kebutuhan. Jadi petani tidak hanya menanam ketela, tetapi bisa dengan tanaman lain, termasuk sayuran,? katanya.
Sebelumnya, BMKG memprakirakan awal musim kemarau tahun 2018 untuk Kabupaten Banjarnegara diperkirakan mulai bulan juni dasarian dua.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie mengatakan hal tersebut berdasarkan analisa perkembangan dan dinamika atmosfer.
"Diprakirakan kemarau mulai bulan Juni dasarian dua untuk wilayah Kecamatan Batur, sebagian Wanayasa, Kalibening, Pejawaran, Sigaluh, Banjarnegara, Pegedongan, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo, dan Susukan," katanya.
Sementara awal musim kemarau di Kecamatan Karangkobar, Pagentan, Pandanarum, Punggelan, Banjarmangu, Wanadadi dan Rakit diperkirakan mulai bulan Juni dasarian tiga.