Batang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah minta pada kepala pusat kesehatan masyarakat dan bidan desa mengantisipasi terjadinya gizi buruk pada bayi dengan melakukan deteksi dini melalui cara kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP).
Bupati Batang Wihaji di Batang, Senin, mengatakan bahwa berdasar ilmu kedokteran bayi lahir "stunting" atau gizi buruk bisa dideteksi dini melalui KPSP yang dilakukan oleh puskesmas atau bidan desa secara optimal.
"Melalui cara KPSP itu maka terjadinya bayi gizi buruk dapat diminimalkan sehingga puskesmas atau bidan desa harus proaktif . Selain itu, ibu hamil juga perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak hingga anak lahir dan berusia 18 bulan," katanya.
Pada dasarnya, katanya, kelangsungan hidup dan kesehatan bayi atau anak tidak dapat dipisahkan dengani kondisi kesehatan ibu sendiri sehingga kepala puskesmas dan bidan desa harus mendata ibu hamil agar tidak kekurangan asupan gizi dan secara berkelanjutan melakukan pemeriksaan kesehatannya.
"Fakta yang kami lihat masih banyak anak `stunting` atau bayi gizi buruk. Oleh karena, kami berharap Dinas Kesehatan, puskesmas, dan bidan desa mendata berapa banyak bayi yang mengalami `stunting` agar pemkab lebih cepat menanganinya kasus itu," katanya.
Ia mengatakan pemkab telah memiliki program bantuan operasional kesehatan (BOK) sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.
"Oleh karena, melalui program BOK dari pusat itu diharapkan para petugas puskesmas lebih proaktif pada masyarakat untuk membantu mereka membutuhkan pertolongan. Kita memiliki misi dan visi yaitu meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia seutuhnya melalui optimalisasi gerakan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang secara terpadu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hidayah Basbhet mengatakan penyaluran dana BOK agar puskesmas melakukan kegiatan preventif dan promotif untuk pencegahan dan promosi kesehatan pada masyarakat.
"Adapun anggaran BOK mencapai Rp11 miliar yang langsung dialokasikan pada rekening masing puskemas dengan besaran nilai yang berbeda-beda," katanya.
Ia menambahkan sejak Januari 2018 angka kematian pada ibu hamil sudah mencapai enam orang, sedangkan per April 42 bayi meninggal sehingga hal itu perlu penanganan ekstra.
Berita Terkait
UNESCO : Semarang bisa jadi percontohan penanganan stunting
Jumat, 22 Maret 2024 22:29 Wib
Ahli gizi Unsoed berikan kiat untuk memenuhi standar gizi selama puasa
Minggu, 10 Maret 2024 17:12 Wib
Wabup Wonosobo ingatkan pemenuhan gizi untuk penurunan stunting
Kamis, 29 Februari 2024 16:41 Wib
BRI Peduli salurkan bantuan "Cegah Stunting Itu Penting"
Selasa, 30 Januari 2024 23:12 Wib
Pemkot Pekalongan lakukan pendampingan pemenuhan gizi ibu hamil
Selasa, 30 Januari 2024 8:22 Wib
Pemkab Batang gencarkan gerakan perbaikan gizi cegah stunting
Senin, 29 Januari 2024 15:59 Wib
Pekalongan optimalkan kolaborasi lintas sektor tangani stunting
Sabtu, 21 Oktober 2023 19:35 Wib
Bupati berharap Bulan Bakti Peternakan tingkatkan gizi warga Boyolali
Selasa, 10 Oktober 2023 16:29 Wib