Kebumen (Antaranews Jateng) - Menteri Sosial Idrus Marham bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan berbagai unsur relawan kemanusiaan lainnya menanam mangrove di Pantai Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Ke-14 Tagana.
"Mitigasi bencana tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Namun, masyarakat juga harus dilibatkan. Penanaman mangrove secara bersama-sama ini merupakan salah satu upaya mitigasi bencana dengan melibatkan seluruh `stakeholder`," katanya usai menanam mangrove di Kebumen, Senin.
Usai menanam mangrove Mensos juga melepas sejumlah kepiting di kawasan penanaman mangrove tersebut.
Ia mengatakan Kebumen memiliki risiko bencana yang cukup besar yakni tsunami, longsor, banjir, dan angin puting beliung.
Oleh karena itu, katanga momentum HUT ke-14 Tagana sekaligus menyadarkan semua pihak bahwa risiko bencana bisa dikurangi.
"Salah satu upayanya adalah dengan penanaman mangrove yang diharapkan akan dapat menjadi penghambat tsunami. Mangrove juga berdampak ekonomi, karena dengan penanaman mangrove akan banyak udang dan kepiting bisa berkembang di kawasan mangrove tersebut," tuturnya.
Kabupaten Kebumen dipilih menjadi tempat kegiatan karena di Pantai Ayah ini terdapat hamparan mangrove seluas 55 hektare yang penanamannya diinisiansi oleh Tagana Kebumen bernama Sukamsi yang juga merupakan Tagana Teladan Nasional tahun 2017.
Ia menuturkan penanaman mangrove merupakan upaya mitigasi bencana. Ide ini muncul setelah terjadinya tsunami di Pangandaran.
Pada saat itu, katanya Sukamsi merangkul anak-anak jalanan, gelandangan, pengemis, pengamen, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya untuk bersama-sama menanam mangrove.
Koordinator Tagana Kebumen Sukamsi mengatakan upaya penanaman mangrove dimulai tahun 2006. Saat itu dia mengajak 27 PMKS agar tidak lagi berada di jalanan.
Sukamsi menampung mereka di "Rumah Singgah Empati" yang bernaung di bawah yayasan yang didirikannya secara swadaya bernama Yayasan Nurani Bangsa.
"Tidak mudah mengajak mereka. Perlu pendekatan cukup lama karena mereka terbiasa berada di jalanan. Ngamen sebentar dapat uang. Kalau menanam mangrove harus menunggu bertahun-tahun tapi manfaatnya dirasakan masyarakat dan lingkungan. Keberadaan mereka memberi manfaat untuk sesama," ujarnya.