Hendi apresiasi tim antiperundungan sekolah
Semarang, 29/3 (Antara) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi pembentukan tim antiperundungan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Semarang.
"Jangan ada lagi yang namanya `bullying`, baik fisik maupun lisan. Karena yang dibutuhkan bangsa ini adalah kolaborasi," katanya saat mengunjungi SMP Negeri 17 Semarang, di Semarang, Kamis.
Dua SMP di Semarang, yakni SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 33 belakangan menjadi sorotan setelah dikunjungi Duta Kehormatan Unicef, David Beckham untuk mengkampanyekan "anti-bullying".
Legenda sepak bola Inggris itu pun menyempatkan menemui beberapa siswa di dua sekolah itu, di antaranya dua siswa SMP Negeri 17 Semarang, yakni Sri Pundati dan Ego Yulianto.
Rupanya, dua siswa itu pernah menjadi korban perundungan semasa di sekolah dasar (SD), tetapi sekarang menjadi agen perubahan yang ditunjuk Unicef dan Yayasan Setara untuk mencegah perundungan di sekolahnya.
Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu mengakui keberadaan tim antiperundungan tersebut penting, mengingat relasi kesenioritasan sudah tidak zamannya lagi diterapkan di sekolah.
"Sekarang ini, yang harus dilakukan adalah saling kerja sama antara senior dan junior. Terlebih, untuk bisa meningkatkan prestasi, baik akademik maupun non-akademik," pesannya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin menambahkan keberadaan tim antiperundungan itu penting untuk mencegah "bullying" yang akan membuat suasana di sekolah menjadi lebih nyaman.
"Misalnya, ketika terjadi `bullying`, di sini akan diingatkan oleh temannya sendiri. Dengan model teman sebaya, pesan-pesan antiperundungan akan semakin mudah disampaikan," katanya.
Dengan suasana sekolah yang lebih nyaman, kata dia, siswa-siswi akan lebih berkembang, berbeda jika mereka berada dalam kondisi tertekan karena mendapatkan "bullying" dari kawan-kawannya.
"Semarang punya program penguatan pendidikan karakter. Dua sekolah, yakni SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 33 Semarang menjadi `pilot project` dari Unicef terkait program `anti-bullying`," katanya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 17 Semarang Hariyanto mengatakan tim tersebut beranggotakan 40 anak yang dipilih secara voting untuk mencegah terjadinya "bullying" di sekolah.
"Mereka akan mengingatkan temannya ketika terjadi perundungan. Kami juga mengadakan lomba membuat poster `anti-bullying` untuk mendukung program pencegahan perundungan di sekolah," katanya.
"Jangan ada lagi yang namanya `bullying`, baik fisik maupun lisan. Karena yang dibutuhkan bangsa ini adalah kolaborasi," katanya saat mengunjungi SMP Negeri 17 Semarang, di Semarang, Kamis.
Dua SMP di Semarang, yakni SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 33 belakangan menjadi sorotan setelah dikunjungi Duta Kehormatan Unicef, David Beckham untuk mengkampanyekan "anti-bullying".
Legenda sepak bola Inggris itu pun menyempatkan menemui beberapa siswa di dua sekolah itu, di antaranya dua siswa SMP Negeri 17 Semarang, yakni Sri Pundati dan Ego Yulianto.
Rupanya, dua siswa itu pernah menjadi korban perundungan semasa di sekolah dasar (SD), tetapi sekarang menjadi agen perubahan yang ditunjuk Unicef dan Yayasan Setara untuk mencegah perundungan di sekolahnya.
Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu mengakui keberadaan tim antiperundungan tersebut penting, mengingat relasi kesenioritasan sudah tidak zamannya lagi diterapkan di sekolah.
"Sekarang ini, yang harus dilakukan adalah saling kerja sama antara senior dan junior. Terlebih, untuk bisa meningkatkan prestasi, baik akademik maupun non-akademik," pesannya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin menambahkan keberadaan tim antiperundungan itu penting untuk mencegah "bullying" yang akan membuat suasana di sekolah menjadi lebih nyaman.
"Misalnya, ketika terjadi `bullying`, di sini akan diingatkan oleh temannya sendiri. Dengan model teman sebaya, pesan-pesan antiperundungan akan semakin mudah disampaikan," katanya.
Dengan suasana sekolah yang lebih nyaman, kata dia, siswa-siswi akan lebih berkembang, berbeda jika mereka berada dalam kondisi tertekan karena mendapatkan "bullying" dari kawan-kawannya.
"Semarang punya program penguatan pendidikan karakter. Dua sekolah, yakni SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 33 Semarang menjadi `pilot project` dari Unicef terkait program `anti-bullying`," katanya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 17 Semarang Hariyanto mengatakan tim tersebut beranggotakan 40 anak yang dipilih secara voting untuk mencegah terjadinya "bullying" di sekolah.
"Mereka akan mengingatkan temannya ketika terjadi perundungan. Kami juga mengadakan lomba membuat poster `anti-bullying` untuk mendukung program pencegahan perundungan di sekolah," katanya.