Semarang (Antaranew Jateng) - Alternatif pembiayaan baru melalui peer to peer lending financial technologi (Fintech) mulai diminati masyarakat Jawa Tengah, setidaknya sampai Februari 2018 ada 8.000 orang yang tercatat sebagai pemberi pinjaman (lender).
Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY Bambang Kiswono menjelaskan dari jumlah pemberi pinjaman tersebut tercatat ada Rp66 miliar jumlah transaksi dan ada 22 ribu peminjam (borrower) dengan transaksi kurang lebih Rp218 miliar.
Hal tersebut disampaikan Bambang Kiswono dalam acara ngopi bareng wartawan, membahas mengenai perkembangan industri jasa keuangan Jawa Tengah di Semarang, Senin.
Sementara untuk data secara nasional, per Februari 2018 tercatat ada Rp3,54 triliun total pinjaman yang disalurkan perusahaan (meningkat 38,23 persen secara ytd) dengan penyedia dana 128.119 meningkat 26,93 persen (ytd) dan jumlah peminjam 546.694 tumbuh 110,56 persen (ytd).
"Sasarannya (fintech, red.) memang untuk mereka yang tidak terjangkau oleh bank dan tidak mempunyai jaminan atau agunan. Selain itu dokumen yang dibutuhkan tidak rumit dan waktu pencairannya tidak lama. Hanya saja, konsekuensinya suku bunga tinggi karena memang tingkat risikonya juga tinggi," katanya.
Untuk memberikan pemahaman mengenai layanan Fintech, menurut Bambang, maka perusahaan fintech wajib memberikan edukasi keuangan kepada konsumen.
Terkait dengan sektor perbankan Jawa Tengah, Bambang menjelaskan terdapat pertumbuhan positif yang terlihat dengan jumlah kredit yang disalurkan per Januari 2018 sebesar Rp275 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,03 persen (yoy) dengan share terhadap nasional sebesar 5,84 persen dengan NPL sebesar 2,83 persen atau lebih rendah dibandingkan NPL nasional yang sebesar 2,94 persen.
"Perbankan syariah di Jateng juga tumbuh menggembirakan. Jumlah pembiayaan yang disalurkan Rp17,7 triliun atau tumbuh 15,71 persen yoy, dengan share terhadap nasional 6,14 persen, sedangkan NPF pembiayaan di Jateng 3,27 persen atau lebih rendah dibandingkan NPF nasional 4,44 persen,"katanya.
Bambang menambahkan bahwa penyaluran kredit di Jateng jika dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, masih didomiasi oleh kredit modal kerja dengan penyaluran sebesar Rp146 triliun atau 53 persen dari keseluruhan penyaluran kredit.
"Untuk perkembangan sektor jasa keuangan nonbank di Jateng, berdasarkan data Januari 2018 untuk premi asuransi tercatat sebesar Rp10,9 triliun dengan nominal klaim sebesar Rp5,2 triliun. Sementara aset bersih dana pensiun tercatat Rp4,63 triliun dengan share terhadap nasional sebesar 1.75 persen dengan nilai investasi sebesar Rp4,59 triliun," demikian Bambang Kiswono.
Berita Terkait
OJK Jateng dorong peningkatan akses keuangan sektor pertanian
Kamis, 28 Maret 2024 11:09 Wib
OJK catat kinerja positif IJK wilayah Solo Raya di awal tahun
Minggu, 24 Maret 2024 18:41 Wib
OJK dan BPK Jateng berkomitmen perkuat sinergi penegakan integritas
Sabtu, 23 Maret 2024 11:33 Wib
OJK dan Kemenkeu perkuat kerja sama pertukaran data dan informasi
Rabu, 20 Maret 2024 11:53 Wib
OJK dorong penguatan peran profesi manajemen risiko
Sabtu, 16 Maret 2024 9:42 Wib
Lagi, OJK raih penghargaan "Pengendalian Gratifikasi Terbaik"
Jumat, 15 Maret 2024 13:44 Wib
Industri keuangan di Solo Raya tumbuh positif sepanjang 2023
Selasa, 12 Maret 2024 20:50 Wib
OJK edukasi keuangan ke nelayan Pekalongan cegah rentenir
Rabu, 6 Maret 2024 14:20 Wib