Semarang (Antaranews Jateng) - Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan bahwa partai politik merupakan faktor penentu dalam mencapai target keterwakilan perempuan minimal 30 persen dari total 575 kursi DPR RI yang bakal diperebutkan 15 parpol peserta Pemilu 2019.
"Kuncinya tetap di parpol," kata Eva K. Sundari yang juga anggota Komisi XI (Bidang Keuangan dan Perbankan) DPR RI menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Ahad, terkait dengan keterwakilan perempuan di parlemen yang belum pernah tercapai hingga Pemilu Anggota DPR RI 2014.
Berdasarkan hasil pemilu tersebut, perempuan yang menjadi wakil rakyat sebanyak 97 perempuan atau 17,32 persen dari 560 kursi DPR RI yang diperebutkan 12 parpol peserta Pemilu 2014 di 77 daerah pemilihan (dapil).
Persentase itu jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya mengalami penurunan. Pada Pemilu 2009 yang juga menggunakan sistem proporsional terbuka atau suara terbanyak mencapai 18,3 persen (103 kursi). Sebelumnya, pada Pemilu 2004 sebanyak 12 persen.
Menjawab pertanyaan metode konversi suara "sainte lague" apakah mampu meningkatkan persentase keterwakilan perempuan di parlemen, Eva K. Sundari mengatakan bahwa perubahan sistem hitung tidak bertujuan menguatkan probabilitas keterpilihan perempuan.
Anggota DPR RI asal Dapil Jawa Timur VI (Kabupaten Tulungagung, Kabupaten/Kota Blitar, dan Kabupaten/Kota Kediri) itu menegaskan bahwa partailah sebagai penentu. Namun, hingga sekarang belum ada dukungan konkret berupa afirmasi di internal parpol.
Eva mengatakan bahwa partainya mengantisipasi peluang naiknya jumlah anggota legislator dengan mengadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk perempuan di berbagai tingkat.
"Jumlah perempuan di PDIP akan naik. Akan tetapi, sebagai konsekuensi elektabilitas yang naik, terutama jika para perempuan mendapat nomor-nomor yang `electable` (dapat dipilih)," kata Eva K. Sundari.
Sementara itu, kader PDIP lainnya, Dewi Aryani mengatakan bahwa perempuan makin punya potensi untuk memperoleh kursi lebih banyak pada pemilu mendatang karena mereka sudah makin berpengalaman dalam teknis dan cara dalam memperoleh suara. Bahkan, peran perempuan di tengah masyarakat saat ini makin diakui.
Menyinggung soal pelatihan yang dilakukan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) DPP PDIP, Dewi mengatakan bahwa hasil dari pelatihan itu adalah menumbuhkan optimisme percaya diri dan "mindset" (pola pikir) perempuan di dunia politik harus berubah, yakni tidak boleh pesimistis dan merasa kalah.
"Kunci pencapaian keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen dari total anggota DPR RI adalah perempuan harus optimistis," kata anggota DPR RI asal Dapil Jateng IX (Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kabupaten Tegal) itu.
Berita Terkait
Registrasi uji coba kereta cepat dibuka kembali 24 September 2023
Minggu, 17 September 2023 17:06 Wib
Eva: Aturan penodaan bendera dalam RUU KUHP "overregulation"
Jumat, 2 Juli 2021 8:39 Wib
Eva Sundari: Pasal penodaan bendera negara jangan sumbat nasionalisme seniman
Jumat, 25 Juni 2021 16:26 Wib
Eva Sundari: Pasal "pro life" RUU KUHP harus berlaku pula bagi perempuan
Senin, 21 Juni 2021 12:56 Wib
Eva Sundari: Tidak perlu bahas semua pasal RUU KUHP
Sabtu, 12 Juni 2021 11:18 Wib
Anggota DPR temui mantan napiter di Solo
Selasa, 20 Oktober 2020 19:28 Wib
Kekerasan terhadap anak meningkat selama pandemi COVID-19
Senin, 19 Oktober 2020 12:47 Wib
InSari dukung pembuatan Permendikbud Pencegahan Kekerasan Seksual
Senin, 24 Agustus 2020 10:38 Wib