Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah segera membongkar kios-kios pedagang kaki lima di kawasan Rejosari dan Barito di sepanjang bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang.
"Deadline bagi para PKL di sepanjang bantaran Sungai BKT adalah 20 Februari 2018. Apabila sampai Rabu (21/2) tidak pindah, kios kami bongkar," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Senin.
Menurut dia, para PKL yang ada di sepanjang Sungai BKT Semarang sudah sepakat untuk pindah ke Pasar Klithikan Penggaron untuk mempercepat pelaksanaan proyek normalisasi Sungai BKT.
Diakuinya, kondisi Pasar Klithikan Penggaron memang masih sepi, tetapi para pedagang sudah mondar-mandir untuk mengusung barang-barang dagangan mereka untuk menyicil pindahan di pasar baru.
"Kami memahami kondisi para PKL, tetapi Pemerintah Kota Semarang sudah memberikan toleransi waktu untuk pindah dari kawasan Barito ke Penggaron. Mestinya, waktu yang cukup panjang ini dimanfaatkan," katanya.
Namun, kata dia, Dinas Perdagangan Kota Semarang siap membantu armada jika PKL membutuhkan untuk mengangkut barang-barang dagangannya dari kawasan Barito ke Pasar Klithikan Penggaron, Semarang.
Pembongkaran kios di kawasan Barito Semarang, kata dia, akan dilakukan tanpa bantuan petugas satuan polisi pamong praja (PP), melainkan dilakukan sendiri oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang secara persuasif.
Fajar mengatakan sosialisasi juga sudah dilakukan kepada sekitar 200 PKL yang ada di wilayah Mlatiharjo untuk pindah ke Pasar Klithikan Penggaron atau Pasar Banjardowo yang sudah disediakan.
"Kami menawarkan kepada pedagang mau pindah ke Pasar Klithikan atau Pasar Banjardowo. Kalau kebetulan rumahnya dekat, misalnya di daerah Genuk, bisa memilih pindah di Pasar Banjardowo," katanya.
Berbeda dengan PKL di Barito yang kebanyakan berjualan onderdil kendaraan bermotor, PKL di Mlatiharjo rata-rata menyediakan besi dan perbengkelan meski sama-sama menempati bantaran Sungai BKT Semarang.