Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, akan segera menyerap gabah petani untuk memenuhi kebutuhan beras "public service obligation" (PSO), kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi.
"Hingga saat ini, kami memang belum melakukan penyerapan karena harga gabah di tingkat petani masih tinggi, di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah) karena mencapai kisaran Rp4.800--Rp5.000 per kilogram," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengatakan saat sekarang, petani akan segera memasuki masa panen raya sehingga harga gabah turun dan terjangkau oleh standar yang ditentukan dalam HPP.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya masih menggunakan HPP sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015, yakni sebesar Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP) dan Rp4.650 untuk gabah kering giling (GKG) serta Rp7.200 per kilogram untuk beras.
"Secara logika, kalau luas panennya bertambah, harga pasti akan turun. Panen raya diperkirakan akan berlangsung pada akhir bulan Februari hingga Maret," katanya.
Kendati belum melakukan penyerapan gabah untuk beras PSO, Sony mengatakan pihaknya telah membeli beras petani melalui pendekatan komersial dan hingga saat ini sudah mencapai kisaran 60 ton.
Dia mengakui jika saat sekarang ada informasi terkait dengan rencana pemberlakuan kebijakan fleksibilitas harga hingga 20 persen dari HPP.
Akan tetapi hingga saat ini, kata dia, pihaknya belum menerima surat secara resmi dari kantor pusat Perum Bulog terkait dengan fleksibilitas harga tersebut.
"Di sistem kami juga belum mengakomodasi itu (fleksibilitas harga, red.). Jadi, memang ada beberapa kesulitan. Kemarin kami rapat sergap (serap gabah petani) di Semarang, kami sampaikan hal itu," katanya.