Pemkab Kudus diharapkan merenovasi sekolah langganan banjir
Kudus (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diharapkan merenovasi bangunan sekolah yang menjadi langganan bencana banjir agar proses belajar mengajar para siswa tidak terganggu.
"Kami memang berharap, tiga ruang kelas di SD 4 Golantepus direnovasi agar saat banjir tetap bisa digunakan untuk belajar mengajar," kata Kepala SD 4 Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kudus, Djoko Mulyono saat menerima pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Kudus yang melakukan bakti sosial di Kudus, Senin.
Dari enam ruang kelas, kata dia, memang masih ada tiga ruang kelas yang bangunannya belum direnovasi sehingga ketika banjir selalu tergenang.
Karena bangunannya merupakan bangunan lama, kata dia, ketinggian genangannya cukup tinggi, mengingat posisi lantai bangunan lebih rendah dibandingkan dengan jalan desanya.
Sementara tiga ruang kelas lainnya, lanjut dia, sudah direnovasi dan lantainya juga lebih tinggi, dibandingkan sebelumnya.
"Kalaupun terjadi banjir, masih bisa digunakan untuk belajar mengajar siswa," ujarnya.
Karena tiga ruang kelas belum direnovasi, kata dia, untuk siswa kelas I, II dan III terpaksa diliburkan, sedangkan kelas IV, V dan VI tetap masuk, karena bisa menggunakan ruang kelas yang sudah direnovasi, sedangkan ruang kelas yang belum direnovasi tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena ketinggian genangan bisa mencapai 1 meteran.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Joko Susilo mengungkapkan, Disdikpora memang tengah mendata sejumlah SD yang langganan dilanda banjir.
"Rencananya, memang akan dilakukan perbaikan, termasuk jika ruang kelasnya ada yang rusak atau perlu direnovasi dengan ditinggikan lantainya agar saat banjir bisa digunakan untuk proses belajar mengajar," ujarnya.
Anggaran yang bisa digunakan, kata dia, bisa dari APBD Kudus atau dari Pemerintah Pusat.
Hanya saja, lanjut dia, dana yang tersedia biasanya memang terbatas, sehingga sekolah yang akan mendapatkan bantuan tentunya ditentukan berdasarkan skala prioritas.
Beberapa sekolah yang termasuk rawan genangan banjir, di antaranya SD 3 Jati Wetan dan SD 2 Tanjungkarang (Kecamatan Jati), SD 1 dan SD 2 Setrokalangan (Kecamatan Kaliwungu), SD 4 Temulus, SD 4 Payaman, SD 3 Mejobo, dan SD 4 Golantepus (Kecamatan Mejobo), serta SD 2 dan SD 4 Karangrowo (Kecamatan Undaan).
Baca juga: Ribuan rumah di Kudus masih tergenang banjir
Dalam rangka memeringati Hari Pers Nasional 2018, PWI Kabupaten Kudus menyalurkan bantuan peralatan sekolah kepada 67 siswa SD 4 Golantepus.
Ketua PWI Kabupaten Kudus Saiful Annas mengungkapkan, bantuan tersebut disalurkan setelah sejumlah wartawan meliput kondisi banjir di sekolah itu.
Selanjutnya, kata dia, muncul kesepakatan untuk mengumpulkan donasi berupa peralatan sekolah untuk para siswa.
"Dengan bantuan yang kami himpun dari para donatur dan rekan-rekan PWI ini, kami berharap para siswa semakin termotivasi untuk belajar lebih giat," ujarnya.
Bantuan yang diserahkan, berupa tas sekolah, buku tulis, buku gambar, krayon, pensil dan pulpen.
"Kami mendorong Pemkab Kudus melalui Disdikpora untuk memprioritaskan perbaikan sekolah yang berada di daerah rawan banjir," ujarnya.
"Kami memang berharap, tiga ruang kelas di SD 4 Golantepus direnovasi agar saat banjir tetap bisa digunakan untuk belajar mengajar," kata Kepala SD 4 Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kudus, Djoko Mulyono saat menerima pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Kudus yang melakukan bakti sosial di Kudus, Senin.
Dari enam ruang kelas, kata dia, memang masih ada tiga ruang kelas yang bangunannya belum direnovasi sehingga ketika banjir selalu tergenang.
Karena bangunannya merupakan bangunan lama, kata dia, ketinggian genangannya cukup tinggi, mengingat posisi lantai bangunan lebih rendah dibandingkan dengan jalan desanya.
Sementara tiga ruang kelas lainnya, lanjut dia, sudah direnovasi dan lantainya juga lebih tinggi, dibandingkan sebelumnya.
"Kalaupun terjadi banjir, masih bisa digunakan untuk belajar mengajar siswa," ujarnya.
Karena tiga ruang kelas belum direnovasi, kata dia, untuk siswa kelas I, II dan III terpaksa diliburkan, sedangkan kelas IV, V dan VI tetap masuk, karena bisa menggunakan ruang kelas yang sudah direnovasi, sedangkan ruang kelas yang belum direnovasi tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena ketinggian genangan bisa mencapai 1 meteran.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Joko Susilo mengungkapkan, Disdikpora memang tengah mendata sejumlah SD yang langganan dilanda banjir.
"Rencananya, memang akan dilakukan perbaikan, termasuk jika ruang kelasnya ada yang rusak atau perlu direnovasi dengan ditinggikan lantainya agar saat banjir bisa digunakan untuk proses belajar mengajar," ujarnya.
Anggaran yang bisa digunakan, kata dia, bisa dari APBD Kudus atau dari Pemerintah Pusat.
Hanya saja, lanjut dia, dana yang tersedia biasanya memang terbatas, sehingga sekolah yang akan mendapatkan bantuan tentunya ditentukan berdasarkan skala prioritas.
Beberapa sekolah yang termasuk rawan genangan banjir, di antaranya SD 3 Jati Wetan dan SD 2 Tanjungkarang (Kecamatan Jati), SD 1 dan SD 2 Setrokalangan (Kecamatan Kaliwungu), SD 4 Temulus, SD 4 Payaman, SD 3 Mejobo, dan SD 4 Golantepus (Kecamatan Mejobo), serta SD 2 dan SD 4 Karangrowo (Kecamatan Undaan).
Baca juga: Ribuan rumah di Kudus masih tergenang banjir
Dalam rangka memeringati Hari Pers Nasional 2018, PWI Kabupaten Kudus menyalurkan bantuan peralatan sekolah kepada 67 siswa SD 4 Golantepus.
Ketua PWI Kabupaten Kudus Saiful Annas mengungkapkan, bantuan tersebut disalurkan setelah sejumlah wartawan meliput kondisi banjir di sekolah itu.
Selanjutnya, kata dia, muncul kesepakatan untuk mengumpulkan donasi berupa peralatan sekolah untuk para siswa.
"Dengan bantuan yang kami himpun dari para donatur dan rekan-rekan PWI ini, kami berharap para siswa semakin termotivasi untuk belajar lebih giat," ujarnya.
Bantuan yang diserahkan, berupa tas sekolah, buku tulis, buku gambar, krayon, pensil dan pulpen.
"Kami mendorong Pemkab Kudus melalui Disdikpora untuk memprioritaskan perbaikan sekolah yang berada di daerah rawan banjir," ujarnya.