Solo (Antaranews Jateng) - Sejumlah warga di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo hingga saat ini masih bertahan meski semalam air pasang menggenangi halaman rumah mereka.
Pantuan di lapangan di Kampung Sewu, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Surakarta, Kamis, sejumlah warga masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan ada yang tetap berjualan untuk melayani pemancing.
"Semalam memang agak tinggi, airnya sampai melebihi tanggul tetapi cuma sampai di halaman rumah. Ini tadi jam 11 sudah surut," kata salah satu warga, Mardono.
Ia mengatakan meluapnya air Sungai Bengawan Solo di saat penghujan terjadi setiap tahun sehingga warga sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
"Setiap tahun selalu begini kalaupun sampai dalam rumah juga tidak sampai tinggi, jadi warga `nggak` pernah sampai mengungsi," katanya.
Sementara itu, Lurah Sewu Henoch Sadono mengatakan hingga saat ini masih ada sekitar 20 rumah yang berada di bantaran sungai. Ia mengatakan sebetulnya sejak tahun 2009 Pemerintah Kota Surakarta sudah melakukan program relokasi warga.
"Dari sekitar 300 kepala keluarga yang memiliki sertifikat hak milik, sampai saat ini tersisa 20an yang belum pindah. Selebihnya warga sudah pindah ke Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres," katanya.
Ia mengaku tidak mudah meminta warga yang masih bertahan tersebut untuk pindah karena ada yang sertifikat tanahnya digadaikan dan sebagian lagi ada anggota keluarga yang tidak setuju tanah tersebut dijual.
"Selain itu ada juga yang tanahnya sudah dijual tetapi belum balik nama. Jadi prosesnya memang tidak mudah," katanya.
Selain terkena banjir akibat meluapnya air sungai, dikatakannya, kasus lain yang mengakibatkan banjir di Kelurahan Sewu adalah ada beberapa rumah yang berdiri di atas drainase sehingga membuat sistem pengaliran air hujan menjadi terganggu.
"Kalau untuk kasus ini memang surutnya cepat, paling 1-2 jam. Tingginya ketika banjir sampai di lutut orang dewasa," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya mengaku juga tidak mudah mendapatkan solusinya mengingat warga sudah membuat bangunan permanen di atas drainase tersebut.
"Ketika banjir seperti inilah baru mereka sadar bahwa selama ini banjir bukan hanya karena alam tetapi juga karena ulah manusia," katanya.
Ia mengatakan mengenai langkah yang dilakukan, untuk saat ini Pemerintah Kota Surakarta sudah membentuk Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat. Menurut dia, tim tersebut bertujuan untuk mempercepat koordinasi antara warga dan instansi terkait, di antaranya TNI, Satpol PP, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Berita Terkait
Aksi bersih-bersih di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur Semarang
Kamis, 28 September 2023 18:20 Wib
Korban kebakaran di bantaran rel kereta api harapkan bantuan seragam sekolah
Senin, 3 Juli 2023 16:25 Wib
BPN Jateng ingatkan penyelesaian polemik bangunan di bantaran Bengawan Solo
Sabtu, 18 Maret 2023 22:12 Wib
Ketua DPRD Sukoharjo minta BBWS tegas soal bangunan di bantaran sungai Bengawan Solo
Kamis, 16 Maret 2023 12:05 Wib
Guru Besar UNS: penertiban warga bantaran sungai harus humanis
Rabu, 8 Maret 2023 13:46 Wib
Pemkot Surakarta akan tata kawasan tinggal di pinggir Bengawan Solo
Selasa, 21 Februari 2023 13:58 Wib
Sekolah Sungai Siluk, Potret keberhasilan masyarakat kembangkan eduwisata binaan PLN
Rabu, 28 Desember 2022 20:57 Wib
Pemkot cari solusi permukiman warga bantaran sungai di Surakarta
Senin, 24 Januari 2022 20:40 Wib