Semarang (Antaranews Jateng) - Para nelayan di Kampung Nelayan Tambaklorok, Semarang, sampai saat ini belum berani melaut akibat kondisi cuaca yang belum memungkinkan mereka beraktivitas di laut.
"Belum berani melaut karena gelombang masih tinggi. Ya, sementara di sini saja," kata Syukron, salah satu nelayan di Tambaklorok, Semarang, Selasa, yang ditemui saat memperbaiki perahu.
Meski gelombang laut di perairan utara Jawa tidak setinggi di perairan selatan, ia mengakui tidak berani berspekulasi karena kondisi cuaca bisa berubah sewaktu-waktu yang memengaruhi gelombang.
Bahkan, kata dia, gelombang tinggi juga mengakibatkan "rumpon", sejenis alat bantu penangkapan ikan miliknya yang dipasangnya di tengah laut rusak parah diterjang ombak.
"Karena tidak ada pendapatan dari melaut, saya sampai mengambil tabungan di bank untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ya, menunggu kondisi cuaca memungkinkan," katanya.
Di sela menunggu kondisi cuaca memungkinkan, sejumlah nelayan di Tambaklorok memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti memperbaiki perahu maupun jaring.
Sementara itu, pembina kelompok-kelompok usaha bersama (KUB) nelayan Tambaklorok, M Rozikin mengakui saat musim paceklik sekarang ini nelayan sangat membutuhkan bantuan.
"Kondisi cuaca dan laut kan tidak bisa diprediksi. Kalau seperti ini, kasihan temen-temen enggak bisa melaut. Mereka butuh perhatian, dari pemerintah atau dinas terkait, seperti sembako," katanya.
Bandot, sapaan akrab Rozikin menyebutkan setidaknya ada 700-an nelayan di kawasan Tambaklorok Semarang yang ternaungi dalam 60 KUB yang praktis berhenti melaut sementara.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang memperingatkan adanya gelombang tinggi yang terjadi dari selatan Pulau Jawa memanjang hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan adanya gelombang tinggi tersebut, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko meminta para nelayan juga diminta waspada jika beraktivitas di laut.
Ia menjelaskan kecepatan angin juga tinggi antara 15-30 knot yang membuat gelombang laut bisa mencapai enam meter sehingga cukup membahayakan untuk aktivitas nelayan.
Diperkirakan, kata Iis, gelombang laut tinggi akan terjadi di perairan selatan Pulau Jawa hingga NTT, dan daerah di Jawa Tengah yang terpengaruh, antara lain Cilacap, Kebumen dan Purworejo.